Spirit of Aqsa- “Baunya menyiksa kami,” keluh Yusra Sarhan dalam sebuah wawancara dengan Aljazeera. Dia menceritakan penderitaan yang dialami keluarganya akibat bau air limbah di Khan Younis, Jalur Gaza selatan. Air tersebut mengalir di jalanan di sela-sela tenda pengungsi.
Yusra menyatakan, anak-anak kini menderita penyakit pernapasan dan kulit serta sesak napas di malam hari akibat “bau mematikan” yang mereka hirup.
Warga lainnya, Zain Naim, mendesak pihak berwenang untuk segera mengatasi masalah air limbah di jalan-jalan Khan Younis. “Bau dan keberadaan saluran limbah terbuka menghancurkan kami. Penyakit menyebar di antara kami, dan karena itu, kami tidak bisa bertahan di tenda karena baunya sangat menyengat,” ujarnya.
Kepala Humas di Kota Khan Younis, Saeb Laqan, mengatakan kepada Al Jazeera Net bahwa kota ini mengalami luapan air limbah di sebagian besar jalan utama dan jalan kecil akibat serangan Israel yang merusak lebih dari 60 ribu saluran pengangkut air limbah.
Laqan menambahkan bahwa Israel telah menghancurkan enam stasiun pengolahan air limbah, dan masalah ini semakin parah karena kekurangan solar dan bahan bakar. Ia memperingatkan bahwa luapan saluran ini sangat berdampak pada pengungsi dan penduduk kota, menyebabkan penyebaran penyakit kulit dan pernapasan, “dan dapat menyebabkan bencana kesehatan yang tak terduga.”
Mengenai kemampuan pemerintah kota untuk menangani masalah ini, Laqan menjelaskan bahwa selama invasi Israel ke Khan Younis, alat berat dan kendaraan penyedot air hancur, serta seluruh infrastruktur kota rusak, sehingga menyulitkan pemerintah kota untuk mengatasi masalah ini tanpa dukungan besar.
Dengan berlanjutnya perang, daerah Khan Younis di selatan Jalur Gaza mengalami kerusakan infrastruktur, terutama terkait air minum dan sanitasi. Genangan air terbentuk, menyebarkan berbagai serangga, penyakit menular, dan wabah.