Brigadir Jenderal Hasan Jouni, seorang analis militer, menyatakan bahwa militer Israel enggan memperluas operasi daratnya di Gaza lantaran posisi pertahanannya yang rapuh dan kekhawatiran akan kerugian besar akibat serangan strategis dari pejuang Palestina.
“Pasukan Israel kini lebih fokus memperkuat posisi yang terus digempur tiap hari oleh perlawanan, ketimbang membuka front baru,” ujar Jouni dalam analisisnya terhadap situasi militer terkini di Gaza.
Media penyiaran Israel menyebut, tentara mereka kini berada di “persimpangan keputusan” dan mengalami kebuntuan strategis. Mereka menanti arahan politik di tengah situasi paling genting sejak perang dimulai.
Serangan berulang dari pejuang Palestina mengonfirmasi bahwa mereka memiliki keunggulan intelijen dan strategi medan tempur yang solid. Hal ini terbukti dalam serangan kompleks terbaru yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam terhadap dua kendaraan militer Israel di Abasan al-Kabira, timur Khan Younis.
“Kami Masih Ada”
Dalam video serangan tersebut, salah satu komandan lapangan Al-Qassam mengungkap bahwa di lokasi yang sama, seorang perwira Israel pernah tewas setahun setengah lalu. Pesan ini, kata Jouni, jelas, “Perlawanan belum padam, dan kami masih bisa bertempur bahkan di area yang telah lama diduduki.”
Ia menegaskan bahwa para pejuang Palestina melakukan serangan strategis yang memerlukan kesabaran, pemantauan jangka panjang, dan perhitungan matang. Sebaliknya, pasukan Israel tampil frustrasi, bersembunyi di balik kendaraan lapis baja, dan gagal melakukan pengawasan efektif.
Serangan-serangan ini (yang mampu menembus hingga ruang kemudi tank dan menjatuhkan bahan peledak langsung ke jantung kendaraan) menunjukkan jurang besar dalam moral dan kesiapan antara kedua pihak.
Mahalnya Harga Pendudukan
“Tak ada lagi tujuan militer yang bisa dicapai di Gaza. Harga mempertahankan pendudukan kini lebih mahal daripada mundur,” ujar Jouni tegas.
Sementara itu, surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa militer Israel dijadwalkan mempresentasikan rencana masa depan operasinya dalam pertemuan keamanan terbatas malam ini. Wakil Menteri Israel, Almog Cohen, menyebut pertemuan tersebut akan menjadi momentum untuk menentukan apakah militer akan menduduki lebih banyak wilayah di Gaza.
Sumber: Al Jazeera