Spirit of Aqsa- Jurubicara militer Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menyatakan, rakyat Palestina terus mengalami serangan dan genosida karena terus berjuang mempertahankan Tanah Air mereka. Namun, perlawanan terus menyala. Tak hanya di Jalur Gaza, perlawanan terus meningkat di Tepi Barat dan Al-Quds.
“Taufan Al-Aqsa bukanlah awal dari perlawanan terhadap serangan Israel, tetapi merupakan ledakan terhadap kejahatan musuh. Kejahatan Israel telah mencapai puncaknya dengan pembersihan dan pembantaian sistematis di Tepi Barat, Al-Quds, dan Gaza,” kata Abu Ubaida dalam sebuah siaran pers di situs resmi Al-Qassam, Senin (8/7/2024).
Abu Ubaida menegaskan, perlawanan yang meningkat di Tepi Barat adalah respon rakyat Palestina terhadap genosida sistematis. Gerakan perlawanan di Tepi Barat, Al-Quds, dan wilayah Palestina yang diduduki pada 1948 akan terus berlanjut.
Menurut Abu Ubaida, tentara Israel menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, mengebom rumah-rumah, dan menyerang rumah sakit, sekolah, masjid, serta gereja. Selama sembilan bulan pertempuran, para pejuang Al-Qassam terus melawan tanpa dukungan eksternal, sementara rakyat Palestina bertahan tanpa makanan dan obat-obatan.
“Tidak ada tempat bagi kalian (Israel) di Gaza yang gagah berani. Tidak untuk tank Merkava atau tentara bayaran dengan teknologi perang canggih. Semua akan pergi sebagai mayat atau terluka atau melarikan diri dalam ketakutan.”
Dia juga menyoroti keberhasilan Brigade Al-Qassam dan faksi-faksi perlawanan lainnya dalam menghadapi serangan Israel di seluruh Gaza. Dia menyatakan, Israel terus menerima pukulan telak di setiap wilayah yang mereka masuki.
Abu Ubaida menegaskan, Netsarim di tengah Gaza akan menjadi tempat menakutkan bagi Israel, dan kemampuan para pejuang untuk bertempur semakin kuat. Brigade Al-Qassam telah merekrut ribuan pejuang baru dan memperkuat kemampuan defensif mereka di seluruh wilayah Gaza.
Menutup pidatonya, Abu Ubaida memberikan penghormatan kepada rakyat Palestina, menyatakan bahwa pertempuran ini adalah takdir bagi semua bangsa yang berada di bawah pendudukan, dan hasil akhirnya adalah kemenangan kebenaran atas penjajah. Dia meyakinkan bahwa Banjir Al-Aqsa akan membawa perubahan besar dan transformasi strategis, dengan rakyat Palestina sebagai pembawa panji kemenangan.