Spirit of Aqsa-Pesawat tempur Israel melakukan serangan udara besar-besaran pada Ahad malam (7/7/2024) waktu setempat. Serangan udara itu meliputi wilayah timur Kota Gaza, termasuk daerah Daraj, Tuffah, dan Kota Tua timur Kota Gaza, Jalur Gaza utara.
Ledakan keras akibat serangan udara itu terdengar di Kota Gaza dan sekitarnya, hingga ke Jalur Gaza Tengah. Militer Israel mengklaim serangan tersebut menargetkan posisi Hamas di tengah Gaza.
Tim penyelamat dari aparat pertahanan sipil Gaza melaporkan puluhan warga Palestina syahid dan terluka akibat serangan hebat Israel di wilayah timur Kota Gaza. Puluhan korban syahid dan terluka terperangkap di daerah pemukiman di Daraj, Tuffah, dan Kota Tua akibat serangan brutal Israel.
Pada Ahad malam, militer Israel memerintahkan evakuasi bagi penduduk dan pengungsi di wilayah Daraj, Tuffah, dan Kota Tua di timur Kota Gaza, untuk pindah ke tempat pengungsian yang disebutkan berada di barat kota.
Mengutip Aljazeera, militer Israel memaksa ribuan warga Palestina di Daraj dan Tuffah untuk mengungsi dengan berjalan kaki di bawah serangan artileri dan serangan udara. Beberapa warga sipil, termasuk anak-anak, terluka dalam serangan saat mengungsi, menuju pusat penampungan di distrik Rimal di barat Kota Gaza.
Militer Israel melancarkan operasi militer di Shuja’iyya, yang berdekatan dengan daerah Daraj, Tuffah, dan Kota Tua, sejak 27 Juni lalu, dimulai dengan serangan mendadak yang menargetkan rumah dan warga sipil, menewaskan dan melukai puluhan orang.
Pada 28 Juni, militer Israel mengumumkan operasi darat di Shuja’iyya, yang ketiga sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Serangan di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir menyebabkan puluhan korban tewas dan terluka.
Meskipun Israel mengklaim memperhatikan keselamatan warga sipil dan meminta mereka mengosongkan area tertentu, mayoritas korban serangannya adalah warga sipil. Israel juga mengklaim adanya zona kemanusiaan, tetapi organisasi internasional, termasuk PBB, telah berulang kali menegaskan bahwa tidak ada tempat aman di Gaza, dan serangan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, tanpa memperhatikan keberadaan warga sipil atau potensi terjadinya pembantaian yang menyebabkan banyak korban.