Dalam beberapa pekan terakhir, wilayah timur Khan Younis di selatan Gaza menjadi saksi keberhasilan pejuang Palestina dalam menggempur pasukan Israel dengan serangan jebakan yang mematikan. Salah satu kawasan yang paling sering disebut adalah Abasan al-Kabira, sebuah desa yang kini berubah menjadi mimpi buruk bagi tentara Israel.

Menurut analis militer Hatem Karim al-Falahi, Khan Younis bukan sekadar kota besar, tetapi juga kunci strategis bagi perlawanan. Israel memandang wilayah ini sebagai jantung kekuatan pejuang, baik dari segi logistik maupun kemampuan tempurnya.

Operasi “Arabat Gideon” yang dicanangkan Israel pada Mei lalu sebenarnya menargetkan dua wilayah utama: Gaza utara dan Khan Younis. Namun, serangan perlawanan justru semakin sengit di timur Khan Younis, terutama di Abasan al-Kabira. Mengapa?

Karena medan di Abasan al-Kabira sangat mendukung perang gerilya. Jalannya sempit, banyak jalur tersembunyi, dan para pejuang sudah menguasai area ini dengan pola pertahanan yang berbeda. Di sinilah para pejuang mampu menanam perangkap mematikan, lalu bergerak bebas tanpa dapat dihentikan pasukan Israel.

Desa ini memiliki sejarah panjang. Dengan populasi lebih dari 31 ribu jiwa dan luas sekitar 16 ribu dunum, Abasan al-Kabira berkali-kali hancur akibat agresi Israel. Namun, kehancuran itu justru melahirkan tekad perlawanan yang lebih kuat.

Sejak akhir Juni, pejuang Gaza berhasil menghancurkan tank Merkava dan buldoser D9 di timur Khan Younis. Bahkan, mereka sukses memancing pasukan Israel masuk ke rumah yang sudah dipasangi ranjau, lalu menyerang dengan senapan otomatis dan RPG. Serangan mendadak itu memaksa Israel mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan sisa pasukan.

Korban pun terus berjatuhan. Radio Militer Israel melaporkan sedikitnya 30 perwira dan tentara tewas di Gaza sejak Maret, termasuk 21 orang yang tewas akibat ranjau. Sementara Haaretz menyebut 20 tentara Israel tewas hanya dalam bulan Juni.

Fakta ini memperlihatkan bagaimana medan Khan Younis, khususnya Abasan al-Kabira, kini menjadi “kuburan berjalan” bagi pasukan Israel. Taktik gerilya yang licin dan perangkap mematikan berhasil memperlambat (bahkan mematahkan) laju operasi “Arabat Gideon”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here