Spirit of Aqsa, Palestina- Jumlah tawanan Palestina yang melakukan mogok makan di penjara penjajah zionis Israel meningkat menjadi 11 orang. Aksi perlawanan itu diawali oleh Maher al-Akhras yang melakukan mogok makan sejak Rabu (23/8).

Klub Tawanan Palestina (PPC) menyatakan, tawanan Al-Akhras (52 tahun) asal kota Silat Al-Dhahr – Jenin, merupakan eks tawanan yang telah menghabiskan waktu sekitar 4 tahun di penjara pendudukan Zionis Israel, yang terakhir pada tahun 2020, mulai melakukan mogok makan terbuka sebagai penolakan terhadap penahanan dirinya secara administratif selama 103 hari. Al-Akhras meninggalkan seorang istri enam anak.

Tahanan administratif adalah warga Palestina yang ditangkap oleh pendudukan Zionis dan ditahan tanpa proses hukum dan dakwaan, serta dapat diperpanjang kapan saja dalam rentang sekehendak penjajah Israel.

PCC menyatakan bahwa 10 tawanan melanjutkan mogok makan terbuka, bersama dengan tawanan Al-Akhras, termasuk delapan tawanan administratif: Sultan Khalouf dan Kayed Al-Fasfous, yang telah melakukan mogok makan selama 21 hari, selain tawanan Osama Daqrouq, yang telah melakukan mogok makan selama 17 hari, kemudian Muhammad Tayseer Zakarneh, Anas Ahmad Kamil, Abd al-Rahman Iyad Baraka, dan Zuhdi Talal Abido yang telah melakukan mogok makan selama 14 hari, serta tawanan administratif Saif al-Din Diab al- Amarin (22 tahun) asal Beit Awa/Hebron ikut melakukan aksi mogok makan empat hari lalu.

Tawanan Zaher Hammad (49 tahun) asal kota Silwad / Ramallah melanjutkan mogok makan selama empat hari, menuntut agar diizinkan bertemu dengan putranya, tawanan Muhammad di penjara (Ofer), dan tawanan Hatem Al-Qawasmeh (42 tahun) dari Hebron, melanjutkan mogok makan di hari yang ke-11, untuk menuntut pemindahannya ke saudaranya yang ditawan, Hazem Al-Qawasmeh, di penjara Raymond.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here