Spirit of Aqsa, Palestina- Aktivis dan kalangan HAM di Amerika Serikat meminta Google dan Amazon mengakhiri kontrak dengan zionis Israel. Para aktivis juga mengajak karyawan dua perusahaan tersebut mogok kerja, mengingat Google dan Amazon terus memberikan layanan kepada tentara Zionis Israel dan rezim apartheid.

Para aktivis mengatakan, perusahaan Google dan Amazon akan mempermudah penjajah Zionis Israel untuk memantau warga Palestina dan memaksa mereka meninggalkan tanah mereka.

Para aktivis Amerika juga bersiap untuk mengumpulkan lebih banyak pekerja di kedua perusahaan tersebut, dan mengadvokasi hak-hak Palestina. Itu untuk melakukan unjuk rasa di depan pertemuan tahunan Amazon Web Services di New York City pada 26 Juli 2023.

Mereka akan melakukan unjuk rasa dengan tajuk: #NoTechForApartheid. Langkah ini bertujuan untuk mengirim pesan kepada manajemen kedua perusahaan tersebut dengan menolak mengizinkan bisnis seperti biasa, “selama Amazon terus mendapat untung dari kekerasan dan penindasan yang dihadapi warga Palestina setiap hari.”

Amazon Web Services dan Google Cloud menandatangani kontrak senilai $1,22 miliar untuk menyediakan teknologi cloud bagi pemerintah dan tentara pendudukan Zionis Israel.

Menurut kontrak mereka dengan entitas pendudukan Zionis Israel, kedua perusahaan tersebut sedang mengerjakan proyek “NINBUS”, yang menyediakan layanan kecerdasan buatan dan program pemantauan cerdas kepada tentara, yang memungkinkan pendudukan Zionis Israel menerapkan kebijakan apartheid.

Nilai kontrak proyek antara kedua perusahaan dan pendudukan Zionis Israel adalah $1,2 miliar. Ini termasuk menyediakan layanan keamanan kepada badan-badan Israel, dan juga menyediakan penggunaan layanan cloud dari kedua perusahaan untuk memungkinkan Israel memperluas permukiman dengan mendukung data “Administrasi Pertanahan Israel”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here