Spirit of Aqsa, Palestina – Dua warga Israel tewas dan 10 lainnya terluka dalam operasi berani syahid di Hadera, wilayah Palestina 48 pada Ahad malam (27/3) waktu setempat. Dari 10 orang luka itu, dua di antaranya merupakan polisi penjajah Israel.

Rumah Sakit “Helal Yaffe” di Hadera mengumumkan, mereka telah menerima 10 orang terluka (dua dalam kondisi kritis, tiga dalam kondisi sedang hingga serius, di samping 5 orang dalam keadaan panik).

Media Israel berbicara bahwa mayoritas yang terluka adalah tentara Zionis.

Polisi pendudukan Israel mengkonfirmasi bahwa dua anggotanya terluka, dan mereka “mengamankan” (mengeksekusi) para pelaku serangan.

Saluran televisi 7 Israel melaporkan bahwa pelaku penembakan berasal dari kota Wadi Ara, utara Palestina “yang diduduki”, dan mereka membawa “ID (identitas) Israel”. Belakangan diketahui bahwa kedua syuhada itu adalah Ayman dan Ibrahim Igbaria, yang merupakan sepupu dari wilayah Umm al-Fahm.

Menurut Saluran televisi Israel 12 Para pelaku operasi Hadera menunggu bus Israel datang dan menembaknya. Rekaman CCTV di tempat kejadian menunjukkan dua pria menembaki mobil, pemukim dan pasukan pendudukan di jalan utama.

Klip video yang mendokumentasikan operasi itu menunjukkan bahwa seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke pasukan keamanan Israel ketika mereka turun dari bus. Setelah pasukan keamanan terluka, orang lain bergabung dengan penyerang, setelah dia merebut senjata salah satu yang terluka.

Radio tentara Israel mengutip seorang saksi mata serangan penembakan di Hadera, mengatakan, “Saya mendengar kira-kira 50-60 peluru terus menerus. Saya berbaring di tanah dan menghubungi polisi Israel, jadi saya tidak dapat memahami apa yang terjadi di sini.”

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengadakan musyawarah keamanan setelah operasi terjadi dengan partisipasi Kepala Staf Militer Israel (IDF) Aviv Kochavi, kepala Shin Bet Ronen Bar, Inspektur Jenderal Polisi Yaakov Shabtai, dan kepala Divisi Intelijen Militer di IDF “Aman” Aharon Haliva.

Perdana Menteri pendudukan, Naftali Bennett, dan sejumlah menteri pemerintah tiba di lokasi operasi.

Saluran Televisi 7 Israel melaporkan, pengadilan pendudukan di Acre mengeluarkan perintah yang melarang penerbitan rincian penyelidikan atas penembakan di Hadera.

Lima hari yang lalu, 4 orang Israel tewas dan beberapa lainnya terluka dalam operasi komando di Al-Saba’, yang dilakukan dengan menusuk dan menginjak-injak tawanan yang dibebaskan, Muhammad Abu Al-Qia’an, dari desa Hura di Negev, Palestina yang diduduki selatan pada tahun 1948, sebelum gugur syahid. (Admin/Palinfo)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here