Spirit of Aqsa, Palestina – Belum genap satu bulan perjanjian gencatan senjata disepakati, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali menyerang Jalur Gaza, Palestina, Rabu 16 Juni 2021 malam waktu setempat. Seperti tak peduli dengan kesepakatan itu, Israel menegaskan siap untuk kembali berperang melawan pejuang Hamas Palestina.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Reuters, sejumlah jet tempur Angkatan Udara Israel (IAF) membombardir kompleks pemukiman warga sipil. Militer Israel mengklaim, wilayah yang menjadi target serangan adalah gudang senjata pejuang Hamas.
Pasukan Pertahanan Israel menyatakan, aksi militer diambil sebagai respons terhadap peluncuran balon-balon berbahan peledak yang dikirim oleh pejuang Hamas.
Setelah menyerang komplek pemukiman warga sipil Palestina, militer Israel menegaskan siap untuk menghadapi konfrontasi bersenjata dengan milisi Palestina itu.
Di sisi lain, para pejuang Hamas mengirim balon-balon berbahan peledak ke wilaya Israel bukan tanpa alasan. Aksi warga nasionalis Israel yang melakukan pawai di Gaza membuat warga Palestina murka.
Seperti yang diketahui, Israel yang mengerahkan pasukan militer dan polisinya untuk menggusur pemukiman warga Palestina secara paksa. Hingga saat ini pencaplokan wilayah Gaza masih terus berlangsung, dan bahkan kian banyak warga Palestina yang terusir dari tanah airnya sendiri.
Israel dan Hamas Palestina baru sekitar tiga pekan sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Tepatnya pada 10 Mei 2021 lalu, militer Israel dan pejuang Hamas Palestina terlibat konflik bersenjata selama 11 hari.
Pasukan Hamas menembakkan ribuan roket ke sejumlah wilayah Israel, sebagai balasan atas aksi biadab polisi negara Zionis di Masjid Al-Aqsa. Sejumlah polisi Israel mendadak masuk ke dalam masjid dan memukuli warga Palestina yang tengah melaksanakan Salat Tarawih.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada data resmi terkait korban dan kerusakan yang ditimbulkan. Pihak Hamas Palestina juga belum memberikan keterangan, usai serangan udara yang kembali dilancarkan militer Israel.