Spirit of Aqsa, Palestina – Meski ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa berangsur usai, warga Palestina tak bisa melupakan apa yang terjadi di sana beberapa jam lalu. Tegangnya situasi di Masjid Al-Aqsa masih segar di ingatan karena mereka tidak hanya berupaya melawan serangan aparat Israel, tetapi juga bertahan hidup.
Di tengah ibadah, kata ia, tabung gas air mata tiba-tiba meluncur masuk ke dalam masjid. Benda itu meledak, mengagetkan para jamaah, sekaligus membakar karpet di dalam bangunan. Mereka yang panik langsung berhamburan keluar. Namun, di depan kompleks masjid, telah berdiri kurang lebih 1000 aparat Israel “menyambut” mereka.
Ibrahim tidak sendirian di klinik Masjid Al-Aqsa. Banyak warga Palestina juga lari ke lokasi yang sama. Di sana, kata Ibrahim, banyak warga terkapar, luka-luka, dan kesulitan bernafas karena ledakan gas air mata.
Ketika bentrokan terjadi, ada juga yang bertahan di dalam bangunan Masjid Al-Aqsa. Salah satunya adalah Mustafa Barghouti, Ketua dari Partai Inisiatif Nasional Palestina. Ia, bersama beberapa warga Palestina lainnya, bertahan di dalam masjid karena kondisi di luar bangunan pun tak kondusif. Dari sana, ia bisa melihat warga, bahkan pekerja medis, dipukuli aparat tanpa alasan yang jelas.
Serangan aparat Israel berakhir dengan 612 warga Palestina mengalami luka-luka. Warga Palestina tidak langsung meninggalkan kompleks Masjid Al-Aqsa ketika aparat penjajah Israel bubar. Mereka yang dalam kondisi baik memberikan pertolongan terhadap warga-warga yang terluka. Ada juga yang membantu pengurus Masjid Al-Aqsa untuk merapihkan sisa bentrokan antara pejuang Baitul Maqdis dan Israel.