Senin (22/12) perayaan Hanukkah Yahudi yang berlangsung delapan hari. Selama periode ini, para pemukim merayakan momentum tersebut di halaman Masjid Al-Aqsa. Dengan ditutupnya Bab al-Maghariba yang biasanya digunakan untuk penjajahan, maka berakhirlah kegiatan serbuan pemukim pada perayaan ini setelah polisi Israel mengamankan total 2.805 pemukim yang memasuki masjid selama enam hari, mengingat serbuan sempat berhenti pada Jumat dan Sabtu.

Serbuan dimulai pada Senin, 15 Desember, dengan 276 pemukim, dan jumlahnya meningkat pada hari-hari berikutnya: Selasa (370), Rabu (339), Kamis (447), Minggu (917), dan Senin ini (456). Angka ini meningkat 9,7% dibandingkan tahun 2024 yang mencatat 2.556 serbuan selama Hanukkah, menurut Dinas Wakaf Islam di Al-Quds.

Pelanggaran Paling Menonjol
Karena polisi Israel melarang petugas Masjid Al-Aqsa mendokumentasikan aktivitas pemukim, termasuk melarang wartawan masuk, sebagian besar laporan pelanggaran berasal dari grup dan aktivis pendukung “Bait Suci” yang mengunggah aktivitas di media sosial. Di antara pelanggaran yang tercatat selama perayaan ini:

  • Pemukim membawa replika menorah kecil dengan dua lilin untuk menyalakan ritual Hanukkah di Al-Aqsa, yang dilakukan dua kali selama perayaan.
  • Mereka membawa “Tefilin” (gulungan hitam untuk doa) dan “Tallit” (kain yang dikenakan saat berdoa).
  • Pemukim melakukan doa “Berkat Imam” dan ritual “Sujud Epik” yang menekankan kepatuhan penuh melalui tubuh yang rata di tanah.
  • Masjid dikunjungi beberapa rabi, termasuk Elisha Wolfson dari Sekolah Rabi Gunung Bait Suci dan Dov Leor, Ketua Dewan Rabi Tepi Barat.
  • Ada perayaan musik dan tarian di halaman timur Al-Aqsa untuk memperingati “Keajaiban Cahaya.”
  • Pemukim mengibarkan bendera Bait Suci yang biasanya digunakan dalam Pawai Bendera pada Hari Penyatuan Al-Quds.
    Pada awal bulan Yahudi Sabtu lalu, lilin Hanukkah dinyalakan, terompet ditiup, dan ada pawai kecil dengan membawa bendera Bait Suci di sekitar beberapa pintu Al-Aqsa.
  • Menorahnya dinyalakan setiap sore di luar Bab al-Qattanin, dan pada hari keempat perayaan mereka mengadakan jamuan makan di pasar Qattanin.
  • Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Duta Besar AS untuk Israel turut menyalakan menorah utama di area penggalian tembok barat Masjid Al-Aqsa.


Semua pelanggaran ini diiringi pembatasan ketat polisi Israel yang melarang pemuda Muslim masuk masjid selama serbuan. Perayaan juga terjadi di tengah pengusiran sementara bagi warga Palestina dari Yerusalem dan wilayah Israel yang dijatuhi sanksi larangan masuk Masjid Al-Aqsa antara 4–6 bulan, yang sering diperpanjang.


Perang atas Al-Aqsa
Selama Hanukkah, Rabu lalu, sebuah konferensi rabi diadakan di wilayah barat Yerusalem untuk membahas rencana mendirikan Bait Suci di tempat Al-Aqsa, dengan peserta dari kalangan rabi dan pensiunan jenderal Israel.

Sementara itu, Pawai Makabiah yang digagas kelompok ekstremis Bait Suci pada Kamis, hari keempat Hanukkah, gagal. Pawai yang seharusnya mengelilingi pintu Al-Aqsa itu menuntut pengusiran Dinas Wakaf Islam dari Yerusalem dan pembatalan “status quo” Masjid Al-Aqsa.

Beberapa pemukim berkumpul di Bab al-Khalil, namun polisi Israel menghentikan pawai karena alasan izin, meski ditemukan tongkat dan bendera kelompok Kach di kendaraan mereka.

Dengan berakhirnya Hanukkah (yang justru digelar ekstremis dan pendukungnya di Al-Aqsa meski bukan bagian dari ritual asli Taurat)perhatian kini beralih pada bulan Ramadan dan kemungkinan peningkatan tekanan Israel di Masjid Al-Aqsa, serta perayaan Paskah Yahudi yang akan datang pada April, yang setiap tahunnya menjadi momen pelanggaran besar.
Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here