Pertahanan Sipil Gaza melaporkan berhasil mengevakuasi 30 jenazah warga Palestina dari reruntuhan sebuah rumah yang hancur akibat serangan Israel selama perang genosida. Sementara itu, Rumah Sakit Nasser mengumumkan seorang warga Gaza syahid akibat tembakan pasukan Israel di wilayah Mouasi, Rafah, selatan Gaza.

Dalam pernyataan resmi, militer Israel mengklaim menembak seorang warga Palestina yang melewati “garis kuning” di selatan Gaza. Layanan darurat juga melaporkan seorang perempuan terluka akibat tembakan, meski berada di luar area operasi pasukan Israel.

Jurnalis Al Jazeera melaporkan intensitas serangan tinggi di beberapa wilayah: penembakan dari tank, serangan artileri, dan pengawasan ketat di kawasan Al-Tuffah timur Gaza, timur Khan Younis selatan, serta timur Al-Bureij.

Musim Dingin Memperparah Tragedi

Krisis kemanusiaan Gaza kian parah karena cuaca ekstrem. Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan seorang bayi berusia dua minggu, Muhammad Khalil Abu Al-Khair, meninggal akibat hipotermia. Bayi itu sempat dirawat di ICU sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin.

Selain itu, rumah-rumah runtuh di Jalan Al-Shifa, barat Kota Gaza, menewaskan seorang warga dan melukai lainnya. Kementerian Pemerintah Gaza menyebut 15 warga, termasuk tujuh anak, syahid akibat runtuhnya setidaknya 14 rumah yang terdampak hujan deras dan dingin ekstrem.

Hujan juga merendam tenda-tenda pengungsian, pusat penampungan, dan bangunan darurat lainnya. Dua tahun perang genosida Israel telah merusak sebagian besar infrastruktur, sehingga hujan baru menambah penderitaan. Beberapa warga terpaksa mendorong mobil melalui jalan yang tergenang, sementara lainnya menggunakan kereta yang ditarik keledai untuk melewati banjir.

Kebutuhan Mendesak

Pemerintah Gaza menyatakan kebutuhan mendesak lebih dari 300 ribu tenda, rumah siap pakai, dan material bangunan untuk memperbaiki kerusakan akibat serangan. Data resmi menunjukkan 27 ribu tenda hanyut atau rusak total dalam hujan terakhir, sementara 26 ribu tenda lainnya mengalami kerusakan parah.

PBB memperingatkan sekitar 1,3 juta warga Gaza membutuhkan bantuan tempat tinggal, dengan risiko tinggi hipotermia, terutama pada bayi dan anak-anak. Sekitar 92 persen bangunan tempat tinggal rusak atau hancur, sehingga kebutuhan mendesak jauh melampaui kapasitas bantuan saat ini.

Filippo Grandi, Komisaris Tinggi UNRWA, menegaskan, “Orang-orang di Gaza membeku sampai mati.”

(Sumber: Al Jazeera)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here