Hujan deras yang mengguyur Tepi Barat Selasa ini menyebabkan kerusakan pada Tembok Pemisah Israel di selatan Hebron, disertai longsor dan gangguan di sejumlah jalan utama di wilayah tengah Tepi Barat.
Saksi mata melaporkan, banjir akibat hujan deras merusak sepenuhnya sebagian tembok beton di dekat Hebron. Tembok ini mulai dibangun pada 23 Juni 2002 di era pemerintahan Perdana Menteri Israel sebelumnya, Ariel Sharon.
Israel mengklaim tujuan tembok adalah mencegah warga Palestina memasuki wilayahnya atau permukiman sekitarnya, namun warga Palestina menilai tembok ini menyekap kehidupan sehari-hari dan menjadi alat aneksasi sebagian Tepi Barat. Pengadilan Internasional di Den Haag pada Juli 2004 menyatakan tembok ini tidak sah secara hukum, meminta Israel menghentikan pembangunan dan memberi kompensasi bagi korban, serta mendesak negara lain untuk tidak mengakui situasi yang ditimbulkannya.
Langkah Keamanan Israel
Menurut Yedioth Ahronoth, militer Israel telah memulai perbaikan pada bagian tembok yang runtuh, sekaligus mengevaluasi kerusakan dan langkah lanjutan. Pasukan diperintahkan memperketat pengamanan di sekitar kerusakan untuk mencegah penetrasi melalui celah yang muncul.
Selain tembok, longsor dan tanah amblas juga mengganggu lalu lintas di jalan utama dan sekunder barat Ramallah, merusak beberapa kendaraan, meski tanpa korban jiwa.
Ahli meteorologi menyebut wilayah Tepi Barat menerima curah hujan luar biasa dalam waktu singkat, tertinggi di Salfit antara 80–100 mm, dengan wilayah Yerusalem, Bethlehem, dan Hebron Barat juga terdampak signifikan.
Sejak Selasa pagi, wilayah Palestina mengalami ketidakstabilan cuaca, dengan hujan deras dan angin kencang, disertai peringatan banjir mendadak dan potensi longsor tambahan di jalan dan lereng bukit akibat pengaruh sistem cuaca ekstrem.
Sumber: Al Jazeera, Anadolu










