Menjelang musim dingin, Pemerintah Kota Gaza mengeluarkan peringatan terkait kolam penampungan air hujan Sheikh Ridwan terancam meluap kapan saja. Infrastruktur penampungan yang terletak di jantung kawasan pemukiman padat penduduk itu mengalami kerusakan parah akibat serangan dan invasi darat pasukan Israel selama perang di Jalur Gaza.
Menurut pernyataan resmi, seluruh sistem pembuangan air di kolam tersebut lumpuh total karena pompa hancur dan jalur pembuangan yang mengarah ke laut ikut dihancurkan. Bukan hanya itu, dinding pelindung kolam runtuh, membuat ribuan warga di sekitarnya terancam banjir sewaktu-waktu.
Lebih berbahaya lagi, air limbah bercampur ke dalam kolam akibat hancurnya jaringan pembuangan kota dan stasiun pemompaan. Volume air di kolam kini pada level berbahaya, berpotensi meluap ke pemukiman sekitar, bahkan sebelum hujan deras datang.
“Ini ancaman langsung bagi keselamatan masyarakat, terutama anak-anak yang tinggal atau bermain di sekitar kolam,” tegas pihak otoritas kota Gaza.
Gaza Tanpa Alat Berat, Tanpa Infrastruktur, Tanpa Perlindungan
Kondisi infrastruktur Gaza kini berada pada titik kritis. Berdasarkan data kantor media pemerintah di Gaza:
– 90% wilayah Gaza hancur
– 38 rumah sakit hancur total
– 95% sekolah rusak dan tidak dapat digunakan
– 80% wilayah Gaza kini dikuasai militer Israel
– 200 ribu ton bom dijatuhkan Israel ke area sipil
Kerusakan besar ini membuat otoritas lokal mustahil melakukan perbaikan darurat. Hampir seluruh alat berat milik pemerintah kota hancur akibat serangan Israel, sementara blokade terus mencegah masuknya alat rekonstruksi, bahan bakar, maupun material bangunan.
55 Juta Ton Reruntuhan Masih Menutup Jalan
Ketua Jaringan LSM Palestina, Amjad al-Shawa, menyebut Gaza kini dipenuhi 55 juta ton reruntuhan bangunan akibat pemboman selama hampir dua tahun perang.
“Reruntuhan inilah yang menghambat operasi kemanusiaan, membuat pengungsi makin terperangkap, dan mencegah upaya evakuasi maupun rekonstruksi,” ujarnya.
Tragedi Gaza Belum Berakhir
Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh Amerika Serikat terus melanjutkan agresi militernya. Hingga kini tercatat:
– 68.159 warga Palestina gugur Syahid
– 170.203 orang terluka, sebagian besar anak-anak dan perempuan
– 90% infrastruktur sipil hancur
Kini, di tengah reruntuhan, rakyat Gaza kembali menghadapi ancaman baru: banjir limbah beracun, yang sewaktu-waktu dapat menelan puluhan ribu keluarga yang bertahan hidup di pengungsian.
Perang belum berhenti, bahkan setelah bom berhenti meledak. Gaza kini digiring menuju bencana lingkungan dan kesehatan terbesar di abad ini jika dunia terus memilih diam.