Kementerian Dalam Negeri di Gaza memastikan pasukan keamanan berhasil menguasai sepenuhnya kelompok milisi bersenjata yang sempat memicu kekacauan di wilayah Kota Gaza. Langkah itu merupakan bagian dari operasi penegakan hukum pascaberakhirnya agresi militer Israel dan dimulainya fase stabilisasi keamanan internal.

Sumber keamanan mengatakan kepada Aljazirah bahwa operasi penyisiran intensif kini dilakukan untuk menumpas sisa kelompok bersenjata tersebut.

“Pasukan keamanan telah menguasai situasi sepenuhnya dan melakukan operasi penertiban menyeluruh,” ujar sumber keamanan itu.

Menurut sumber yang sama, sejumlah orang dari kelompok yang disebut terlibat dalam eksekusi terhadap para pengungsi dan bekerja sama dengan pendudukan Israel tewas dalam kontak senjata beberapa jam terakhir. Aparat juga menangkap sekitar 60 anggota milisi, yang kini dipindahkan ke lokasi aman untuk menjalani pemeriksaan hukum.

Sebelumnya, seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Gaza juga menyampaikan bahwa kelompok bersenjata itu didukung langsung oleh Israel.

“Kami berhadapan dengan milisi bersenjata yang terhubung dengan pendudukan. Mereka menargetkan warga sipil dan bahkan mengeksekusi para pengungsi yang kembali dari selatan menuju Kota Gaza,” ujarnya.

Pejabat tersebut menegaskan bahwa pasukan keamanan mengepung dan mengejar sisa kelompok tersebut.

“Tidak ada ruang bagi kriminalitas dan kolaborasi dengan pendudukan. Hukum akan ditegakkan,” tegasnya.

Program Rekonsiliasi: Gaza Buka Pintu Taubat dan Pengampunan

Sebagai langkah pemulihan stabilitas sosial pascaperang, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza mengumumkan program rekonsiliasi dan penegakan hukum berkeadilan. Dalam pernyataannya, kementerian membuka “pintu taubat” bagi mereka yang sempat bergabung dengan kelompok bersenjata selama tidak terlibat dalam aksi pembunuhan.

“Setiap individu yang terseret dalam kelompok tersebut dan ingin kembali ke jalan yang benar dipersilakan menyerahkan diri dalam waktu satu pekan, mulai Senin besok hingga 19 Oktober 2025,” bunyi pernyataan resmi.

Mereka yang menyerahkan diri akan diproses secara hukum untuk penyelesaian status secara damai dan final. Langkah ini dinilai sebagai upaya memulihkan keamanan, memperkuat persatuan internal, serta menjaga ketahanan masyarakat Gaza setelah perang panjang.

Kementerian juga menjelaskan bahwa selama agresi Israel, kelompok-kelompok kriminal memanfaatkan kekacauan untuk menjarah harta warga dan bantuan kemanusiaan, serta merusak stabilitas sosial. Sejumlah kelompok bahkan didorong dan didukung pendudukan Israel untuk melemahkan keamanan internal dan mengganggu barisan perlawanan.

Peringatan Tegas bagi Pelanggar Hukum

Dalam pernyataan tegas, Kementerian Dalam Negeri Gaza memperingatkan:

“Siapa pun yang menolak menyerahkan diri dan tetap melanggar hukum akan berhadapan dengan tindakan tegas sesuai undang-undang. Kami tidak akan membiarkan keamanan publik dan hak warga diganggu dalam situasi apa pun.”

Sementara itu, pasukan keamanan Gaza terus mengambil alih wilayah yang ditinggalkan pasukan pendudukan Israel setelah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku Jumat lalu. Lebih dari 500 ribu pengungsi kini telah kembali ke wilayah Kota Gaza dan Gaza Utara, meski situasi keamanan belum sepenuhnya stabil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here