Pasukan pendudukan Israel kembali melancarkan serangkaian serangan darat di Tepi Barat pada Jumat (10/10). Sejumlah desa dan kamp pengungsian digerebek, seorang pemuda ditangkap, dan sebuah rumah milik keluarga pejuang Palestina diledakkan tanpa proses hukum.

Menurut laporan kantor berita Palestina (WAFA), pasukan Israel menggerebek Desa Al-Mughayyir di timur laut Ramallah, kemudian menangkap seorang pemuda setelah menggeledah rumah keluarganya secara paksa.

Di kota lain, tentara Israel meledakkan rumah Syahid Muhammad Bassam Thaha di Kota Qatanna, sebelah utara Al-Quds (Yerusalem) terjajah. Ia adalah salah satu pelaku operasi perlawanan di kawasan pemukiman ilegal Ramot pada September tahun lalu, yang menewaskan dan melukai lebih dari 20 serdadu dan pemukim Israel.

Sebelum melakukan penghancuran, militer Israel mengepung kawasan sekitar rumah dan menutup seluruh akses keluar masuk warga.

Pada 8 September 2023, dua pemuda Palestina melakukan operasi penembakan terhadap dua bus Israel di dekat persimpangan Ramot, menewaskan 7 pemukim termasuk seorang rabi, serta melukai 17 lainnya.

Penggerebekan Berlanjut di Nablus

Dalam waktu yang hampir bersamaan, pasukan Israel juga menyerbu Kamp Pengungsi Balata di sebelah timur Nablus. Pasukan pendudukan mengepung beberapa area, menggedor rumah warga, serta memaksa masuk ke sejumlah toko.

Tepi Barat kini menghadapi gelombang represifme militer Israel yang meningkat tajam sejak agresi militer di Jalur Gaza dimulai. Penyerbuan, penangkapan besar-besaran, dan penghancuran rumah dilakukan nyaris setiap hari.

Korban Terus Bertambah

Menurut data resmi Palestina:

  • Sedikitnya 1.050 warga Palestina telah dibunuh tentara dan pemukim Israel di Tepi Barat, termasuk Al-Quds Timur.
  • Lebih dari 10.300 orang terluka.
  • Lebih dari 20.000 warga Palestina ditahan, termasuk 400 anak-anak sejak Oktober 2023.

Sementara di Gaza, sejak 7 Oktober 2023:

  • 67.194 warga Palestina gugur Syahid akibat agresi Israel.
  • 169.890 lainnya terluka.
  • Krisis kelaparan telah merenggut nyawa 460 warga Gaza, termasuk 154 anak-anak.

Gelombang kekerasan Israel di Tepi Barat terjadi bersamaan dengan invasi brutal ke Gaza yang oleh banyak lembaga internasional telah dikategorikan sebagai kejahatan perang dan genosida sistematis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here