Tentara Israel mengakui lima tentaranya terluka parah, termasuk dua perwira, dalam pertempuran sengit di utara Jalur Gaza pada Senin (29/9/2025). Mereka berasal dari Batalyon 82 Brigade Sa’ar Magolan, unit lapis baja yang menjadi tulang punggung operasi darat Israel.
Pernyataan militer itu tak merinci penyebab pasti, namun media Israel Times of Israel melaporkan kelima serdadu itu menjadi korban serangan jarak dekat. Sejumlah pejuang Palestina dilaporkan berhasil menyusup ke posisi militer, menempelkan dua bom rakitan ke sebuah tank, lalu menembaki para tentara dengan senjata ringan.
Menurut penyelidikan awal, lima pejuang Palestina terlibat dalam operasi itu. Dua di antaranya gugur (satu terkena tembakan tank, satu lagi dalam kontak senjata langsung) sementara tiga lainnya berhasil mundur.
Serangan di Dekat Rumah Sakit al-Shifa
Reporter Al Jazeera sebelumnya melaporkan pertempuran hebat di sekitar Rumah Sakit al-Shifa dan Hayy al-Nasr, Kota Gaza. Helikopter Israel melepaskan tembakan untuk menutupi evakuasi tentaranya yang terluka.
Sumber-sumber Israel menyebut total delapan tentara terluka hari itu, sebagian dalam kondisi kritis. Bahkan sebuah tank dilaporkan hancur setelah dihantam rudal anti-tank, memaksa helikopter militer mengevakuasi korban ke rumah sakit di Tel Aviv dan Beersheba.
Radio Militer Israel juga mengonfirmasi, pejuang Palestina menembus posisi pertahanan, menanam dua bom di tank, dan terlibat kontak senjata jarak dekat. Dua pejuang gugur, sementara tiga lainnya lolos. Saat evakuasi, enam tentara Israel lain ikut terluka ringan.
Deretan Kerugian yang Ditutupi
Sejak dimulainya perang genosida di Gaza pada 7 Oktober 2023, Israel mengakui kehilangan 913 tentaranya dan 6.284 lainnya terluka. Namun di balik sensor ketat, banyak pihak menuduh militer Israel menyembunyikan angka sebenarnya demi menjaga moral pasukan.
Fakta di lapangan justru menunjukkan sebaliknya. Hampir setiap hari, faksi perlawanan Palestina mengumumkan keberhasilan menewaskan dan melukai tentara Israel, menghancurkan tank, atau menjebak konvoi militer. Banyak dari operasi itu direkam dan disebarkan, memperlihatkan betapa mahal harga yang harus dibayar Israel dalam agresinya.