Senin (22/9), Italia menjadi saksi mobilisasi luar biasa. Lebih dari 75 demonstrasi serentak (dan jumlahnya terus bertambah tiap jam) digelar di berbagai kota besar, dari Trento, Bergamo, Torino, Milan, Genoa, Bologna, Firenze, Pisa, Perugia, Pescara, Livorno, Cagliari, Roma, Napoli, hingga puluhan kota lainnya. Aksi ini bertepatan dengan seruan mogok nasional yang diluncurkan serikat USB, menjadikan hari ini salah satu momen protes paling besar dalam sejarah Italia modern.

Para penyelenggara menyerukan rakyat untuk memenuhi lapangan dan jalan-jalan kota, mendesak pemerintah Italia segera memutus semua bentuk kerjasama dengan Israel. Mereka menegaskan bahwa suara publik harus diarahkan pada dua tuntutan utama: menghentikan genosida di Gaza dan menolak perlombaan senjata yang hanya memperpanjang penderitaan rakyat. Dukungan juga diberikan pada armada kemanusiaan internasional Global Sumud Flotilla yang tengah berlayar menuju Gaza membawa harapan.

Tak hanya rakyat di jalanan, lebih dari 200 hakim, jaksa, pengacara, dan pakar hukum Italia ikut mengeluarkan seruan publik. Dalam pernyataan terbuka, mereka menegaskan: “Di hadapan kejahatan yang secara sistematis merenggut hak hidup dan hak asasi mendasar rakyat sipil di Gaza, diam bukan lagi pilihan.” Mereka mengingatkan bahwa konstitusi dan hukum internasional mewajibkan Italia untuk membela hak-hak dasar dan menindak pelaku kejahatan perang.

Sebanyak 238 penandatangan dari berbagai pengadilan dan universitas Italia sudah mendukung seruan ini. Mereka berkomitmen membacakan pembukaan Statuta Roma (fondasi Mahkamah Pidana Internasional) dalam setiap sesi pengadilan sebagai bentuk simbolis bahwa hukum harus berpihak pada keadilan. Pesan mereka jelas: Italia tak boleh menutup mata terhadap kejahatan kemanusiaan di Gaza, karena hukum sejatinya lahir untuk melindungi yang lemah, bukan membiarkan penindasan berlanjut.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here