“Kami tidak akan berhenti sampai genosida di Gaza berhenti. Kami ingin rakyat Palestina merasakan kemerdekaan, dan hidup merdeka di Tanah Air mereka sendiri.” itulah yang disampaikan yang disampaikan As’ad Arasy, relawan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) dari Spirit of Aqsa (SoA) saat mengawal keberangkatan kapal Sumud Flotilla di Tunisia.
Suara itu juga dilontarkan relawan Global Sumud Flotilla yang akan melakukan konvoi laut menembus blokade Gaza.

Misalnya di Yunani. Sekitar 500 orang berkumpul di pelabuhan Ermoupolis, Yunani, untuk melepas keberangkatan dua kapal berbendera Yunani, Oxygen dan Ilektra, yang menjadi bagian dari Armada Sumud Flotilla menuju Gaza.
“Inilah cara untuk menunjukkan kepada Israel bahwa mereka tidak berhak memaksakan kelaparan. Dan tentu saja, untuk mengirim pesan solidaritas kepada rakyat Palestina yang menderita begitu berat,” ujar Kostas Fourikos, seorang kru berusia 39 tahun, kepada kantor berita AFP, Minggu.
Rekan kru lainnya, Angeliki Savvantoglou, menegaskan tujuan pelayaran ini adalah untuk “menekan pemerintah kami sendiri agar berhenti berkolaborasi dengan Israel dan menghentikan genosida ini.”
Ia mengakui bahwa seluruh kru sadar akan risiko perjalanan yang mereka tempuh, namun menegaskan pentingnya melanjutkan misi kemanusiaan tersebut.
“Saya rasa kami semua khawatir, tetapi juga sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin,” katanya.
“Apa yang kami hadapi selama ini (baik birokrasi yang berbelit maupun serangan drone di Tunisia) tidak ada artinya dibanding satu menit hidup di Gaza.”