Rencana ekspansi permukiman ilegal kembali mencoreng peta Tepi Barat. Harian Yisrael Hayom mengungkap bahwa otoritas permukiman Ariel, yang berdiri di atas tanah Palestina sebelah barat daya Nablus, telah menyetujui proyek besar memperluas kawasan industrinya hingga seribu dunam.

Langkah ini menyusul persetujuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (yang kini diburu Mahkamah Pidana Internasional atas tuduhan kejahatan perang di Gaza) terhadap proyek kolonial “E1”. Proyek tersebut dirancang untuk memutus keterhubungan geografis antara Al-Quds dan kota-kota Palestina di sekitarnya, sekaligus mencabik kemungkinan berdirinya negara Palestina merdeka dengan ibu kota di Al-Quds. Jika terealisasi, Tepi Barat akan tercerai-berai menjadi kantong-kantong terisolasi di bawah kendali militer Israel.

Gelombang Serangan dan Penangkapan
Sejalan dengan kebijakan pemekaran permukiman, tentara Israel meningkatkan operasi militer di Tepi Barat. Otoritas Palestina melaporkan, dalam 24 jam terakhir saja, sedikitnya 35 warga ditangkap dalam serangkaian penggerebekan di Jenin, Nablus, Qalqiliya, Salfit, Ramallah, hingga Hebron.

Di Jenin, Palang Merah Palestina mencatat seorang warga terluka akibat dipukul tentara. Bahkan, pasukan Israel sempat mengepung kawasan sekitar RS Ibnu Sina. Sementara itu, Brigade Jenin dari Saraya al-Quds mengumumkan berhasil meledakkan kendaraan militer Israel dengan bom rakitan jenis “Sijil-2”, menyebabkan korban di pihak militer pendudukan.

Serangan juga menjalar ke kamp pengungsi al-Fawar dan al-Arroub, serta desa-desa di sekitar Bethlehem. Di pintu masuk Kota al-Ram, utara Al-Quds, Israel bahkan memasang gerbang besi baru untuk membatasi mobilitas warga.

Pemakaman Syahid dan Eskalasi Kekerasan
Di Ramallah, ratusan warga mengiringi pemakaman Muhammad Alawi yang gugur ditembak seorang pemukim bersenjata saat menyerang desanya, Deir Jarir. Suasana berkabung berubah menjadi pekik perlawanan, mencela penjajahan dan kejahatan pemukim yang kian brutal.

Gelombang serangan pemukim, yang didukung penuh oleh pemerintah sayap kanan Netanyahu, semakin meningkat seiring agresi militer di Gaza. Sejak awal perang, menurut data Palestina, sedikitnya 1.021 warga syahid, lebih dari 7.000 luka-luka, dan 19 ribu lainnya ditangkap di Tepi Barat akibat gabungan kekerasan tentara Israel dan serangan pemukim.

Pesan yang Tak Bisa Ditutupi
Ekspansi permukiman, gelombang penangkapan, hingga pembantaian di Gaza menunjukkan satu pola yang konsisten: proyek kolonial Israel berupaya mematahkan harapan Palestina akan kemerdekaan. Setiap rumah yang dihancurkan, setiap desa yang diserang, dan setiap keluarga yang kehilangan anggotanya menambah bukti bahwa yang dihadapi rakyat Palestina bukan sekadar pendudukan, melainkan upaya penghapusan bangsa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here