Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan bahwa sekitar 1.500 warga Palestina kehilangan penglihatan secara total akibat agresi brutal yang terus dilancarkan Israel di Jalur Gaza. Tidak berhenti di situ, sebanyak 4.000 orang lainnya kini berada di ambang kebutaan, seiring runtuhnya sistem kesehatan dan kelangkaan total peralatan serta obat-obatan medis.

Dr. Abdul Salam Sabah, Direktur Rumah Sakit Mata di Gaza, memperingatkan bahwa sektor kesehatan Gaza kini berada di titik kritis. Ia menyebut krisis besar dalam ketersediaan alat bedah dan peralatan medis, khususnya untuk operasi mata yang menyelamatkan penglihatan, seperti pada kasus retinopati diabetik dan pendarahan retina akibat trauma.

“Kami hanya memiliki beberapa gunting bedah yang sudah aus dan digunakan berulang kali. Ini sangat berisiko bagi pasien, dan menghambat upaya kami menyelamatkan penglihatan mereka,” ujarnya dalam keterangan pers, Ahad (5/5).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa banyak kasus cedera mata akibat ledakan dan serangan udara membutuhkan material kritis seperti gas helium dan benang operasi mikro—semuanya kini nyaris habis. Tanpa pasokan segera, Rumah Sakit Mata Gaza terancam tak mampu lagi melakukan operasi mata apapun.

Kondisi ini hanyalah bagian kecil dari bencana besar yang terus memburuk di Gaza. Institusi medis, kemanusiaan, dan lembaga sosial—baik lokal maupun internasional—menjadi sasaran langsung serangan Israel. Banyak yang kini tak lagi beroperasi karena kehancuran, blokade, dan pelarangan total terhadap masuknya bantuan kemanusiaan dan medis.

Sektor kesehatan Gaza benar-benar di ambang kehancuran. Obat-obatan dan perlengkapan medis dilarang masuk, sementara tenaga medis diburu—dibunuh, ditangkap, atau dibungkam. Rumah sakit-rumah sakit utama dihancurkan secara sistematis di tengah agresi yang tak kunjung berhenti terhadap wilayah yang telah diblokade selama bertahun-tahun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here