8 Oktober 2025 — Sebanyak 150 aktivis kemanusiaan di kapal Freedom Flotilla dilaporkan diculik oleh pasukan Israel setelah armada mereka dibajak di perairan internasional, sekitar 120 mil laut dari pantai Gaza. Insiden ini kembali memicu kecaman luas atas tindakan Israel yang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

Menurut pernyataan resmi pihak penyelenggara, flotila tersebut merupakan bagian dari armada FFC & TMTG Flotilla, yang membawa dokter, jurnalis, dan pejabat terpilih dari berbagai negara. Mereka berlayar tanpa senjata, membawa bantuan kemanusiaan senilai lebih dari 110.000 dolar AS, termasuk obat-obatan, alat bantu pernapasan, dan suplai nutrisi bagi warga Gaza yang kini terancam kelaparan akibat blokade yang telah berlangsung hampir dua dekade.

“Ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia,” tulis penyelenggara dalam pernyataannya.

Organisasi Humanti Project, yang menjadi salah satu penggagas misi ini, menyerukan aksi solidaritas global untuk menekan pemerintah dan lembaga internasional agar segera menuntut pembebasan seluruh aktivis yang diculik serta pengembalian bantuan kemanusiaan yang disita.

Mereka juga menyediakan template surat elektronik dan panduan panggilan bagi warga dunia untuk disampaikan kepada wakil rakyat di negara masing-masing. “Setiap suara berarti. Kirim pesan kepada perwakilan Anda hari ini,” tulis akun resmi Humanti Project.

Freedom Flotilla dikenal sebagai gerakan global yang menantang blokade laut Israel terhadap Jalur Gaza, membawa harapan dan bantuan bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang hidup di bawah ancaman kelaparan dan kehancuran akibat agresi militer yang tiada henti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here