Gelombang kekerasan Israel di Tepi Barat tak kunjung mereda. Sejak meletusnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, pasukan Israel terus meningkatkan invasi dan kekejamannya di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Pada Kamis (8/5), pasukan Zionis menyerbu Kota Al-Birah serta sejumlah desa dan kota di wilayah Ramallah. Di antaranya adalah lingkungan Umm Al-Sharayet di Al-Birah, desa Turmus Ayya dan Ajjul di utara Ramallah, serta Beituniya, Beit ‘Ur al-Fauqa di barat dan Deir Nidham di barat laut kota.

Sumber-sumber lokal melaporkan bahwa pasukan Israel menggeledah rumah-rumah warga secara brutal, memecahkan barang-barang, dan menebar teror di tengah pemukiman sipil.

Sementara itu, di selatan Nablus, desa Al-Lubban Ash-Sharqiya dikepung dan dibombardir dengan gas air mata serta granat kejut, menyebabkan puluhan warga menderita sesak napas.

Kekerasan Menyasar Anak-anak dan Remaja

Di kota Al-Khadr, selatan Betlehem, pasukan Zionis kembali melakukan penggerebekan. Mereka memblokade kawasan “Al-Bawwaba”, menempatkan penembak jitu di atap-atap rumah, lalu menembakkan peluru tajam dan gas beracun ke arah warga.

Seorang remaja dilaporkan terluka di bagian kaki akibat tembakan, sementara seorang anak terkena serpihan peluru di dada dan wajah. Sebuah toko turut dirusak dengan cara menghancurkan kaca etalasenya.

Penyergapan dan Penahanan Brutal

Di Tamun, selatan Tubas, dua warga Palestina menjadi korban penembakan—salah satunya seorang buronan yang menjadi target utama.

Pasukan Israel mengepung rumahnya dan menghalangi tim medis untuk memberikan pertolongan. Operasi ini dipimpin oleh unit khusus Israel yang menyusup ke kota, memicu baku tembak dengan pejuang Palestina.

Jenin: Kota yang Dibumihanguskan

Di Jenin dan kamp pengungsinya, kehancuran sistematis terus berlangsung. Pasukan Israel menggusur ratusan rumah, meratakan bangunan, dan berusaha menghapus identitas kota secara keseluruhan.

Menurut pemerintah lokal, lebih dari 600 rumah telah dihancurkan total, dan ratusan lainnya rusak parah.

Bahkan, sekolah perempuan milik UNRWA pun diubah menjadi barak militer oleh tentara Israel—tempat penyimpanan peralatan, makanan, hingga tempat tidur—disertai tindakan vandalisme terhadap fasilitas pendidikan.

Di desa Bartaa, barat laut Jenin, pasukan Israel menghancurkan sebuah rumah dan menangkap penghuninya. Pos pemeriksaan Bartaa, satu-satunya jalur utama warga setempat, terus ditutup.

Kondisi di Jenin nyaris lumpuh total. Lebih dari 22.000 orang mengungsi, dan kerugian materiil mencapai lebih dari 300 juta dolar AS akibat kehancuran infrastruktur dan pusat ekonomi.

Kabar Duka dari Pengasingan

Dalam perkembangan memilukan lainnya, mantan tahanan Palestina yang diasingkan, Mu’tasim Raddad, wafat di sebuah rumah sakit Mesir akibat penyakit yang dideritanya selama bertahun-tahun dalam penjara Israel.

Ia berasal dari desa Sida, utara Tulkarem, dan dibebaskan dalam perjanjian pertukaran awal tahun ini.

Angka Kekerasan Meningkat Tajam

Sejak Oktober 2023, lebih dari 961 warga Palestina telah syahid di Tepi Barat akibat kekerasan militer Israel. Sekitar 7.000 lainnya terluka, dan lebih dari 16.400 orang ditangkap dalam gelombang represif yang terus meluas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here