Hamas mengecam penutupan perbatasan Gaza oleh Israel yang terus berlanjut, menyebutnya sebagai bentuk hukuman kolektif terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Hamas menegaskan bahwa mencegah masuknya makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya adalah kejahatan perang yang bertujuan untuk mencekik penduduk Gaza.
Untuk hari kedua berturut-turut, Israel menutup perlintasan Karam Abu Salem, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan dan logistik ke Gaza.
Israel juga memperketat blokade dengan melarang seluruh pasokan, termasuk makanan dan bahan bakar, setelah berakhirnya tahap pertama kesepakatan gencatan senjata.
Penutupan ini terjadi saat warga Gaza menghadapi kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk akibat kelangkaan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya, terutama menjelang bulan Ramadan.
Hamas menyerukan negara-negara Arab, Islam, dan komunitas internasional untuk segera bertindak guna memasukkan bantuan dan mematahkan blokade Israel terhadap Gaza, yang kini mengancam nyawa lebih dari dua juta warga Palestina.
Hamas menegaskan bahwa tujuan Israel dalam mencegah masuknya makanan dan obat-obatan adalah untuk menciptakan kondisi bencana bagi rakyat Palestina.
Hamas juga mengutuk pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang melarang masuknya bantuan, menyebutnya sebagai “tantangan terang-terangan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional.”
Hamas menegaskan bahwa Netanyahu bertindak dengan mengabaikan hukum internasional dan tidak peduli terhadap konsekuensi kejahatannya, karena merasa mendapat perlindungan politik dan dukungan tak terbatas dari Amerika Serikat.
Saat ini, ratusan truk yang membawa bantuan masih tertahan di sisi perbatasan Mesir dengan Gaza, karena Israel menolak mengizinkan mereka masuk.
Lembaga kemanusiaan memperingatkan bahwa barang-barang bantuan tersebut bisa rusak, sementara mereka memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpannya di perbatasan Gaza.
Situasi ini terjadi setelah tahap pertama gencatan senjata antara Hamas dan Israel berakhir pada awal pekan ini tanpa ada kesepakatan lanjutan.
Hamas menegaskan bahwa tahap kedua yang telah disepakati seharusnya segera dimulai, tetapi Israel malah mengusulkan perpanjangan sementara tahap pertama hingga April. Hamas menolak usulan tersebut.
Sumber: Al Jazeera