Spirit of Aqsa- Meskipun memiliki kemampuan dan sumber daya yang besar, militer Israel terus mengalami kegagalan intelijen, sementara faksi-faksi perlawanan Palestina berhasil memasang jebakan di berbagai lokasi. Salah satu serangan terbaru terjadi di wilayah barat Kamp Jabalia, Gaza Utara.
Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, merilis rekaman baru yang menunjukkan serangan terorganisir terhadap sebuah truk yang membawa sejumlah tentara Israel di barat Jabalia pada 9 Desember lalu.
Menurut analis militer dan strategis, Kolonel Hatem Karim Al-Falahi, kegagalan intelijen Israel tercermin dari ketidakmampuan pasukan pendudukan di wilayah Jabalia untuk melindungi tentara mereka yang menjadi target serangan Al-Qassam.
Kolonel Al-Falahi menjelaskan bahwa para pejuang Al-Qassam berhasil menyusup ke lokasi keberadaan tentara Israel, melakukan serangan jebakan yang dilakukan dalam beberapa tahap. Ia menggambarkan operasi ini sebagai serangan berkualitas tinggi yang melibatkan penggunaan berbagai senjata canggih.
Dalam komentarnya tentang serangan di Kamp Jabalia, Al-Falahi mencatat beberapa poin penting, termasuk pengamatan terhadap pergerakan tentara Israel yang difilmkan, serta pelacakan mereka hingga ke lokasi-lokasi yang sensitif. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qassam memiliki informasi intelijen yang sangat akurat untuk merencanakan serangan tersebut.
Rekaman yang dirilis Al-Qassam juga menampilkan seorang pejuang yang menyatakan bahwa mereka telah memantau keberadaan unit Brigade Givati di wilayah tersebut, yang didukung oleh dua kelompok kendaraan lapis baja dan unit teknik.
Al-Falahi menekankan bahwa kemampuan faksi-faksi perlawanan dalam perang gerilya berbeda dengan militer reguler, terutama dalam hal mobilitas, penyusupan, dan pelaksanaan serangan. Kemampuan ini memungkinkan mereka mencapai target secara efektif, meskipun di bawah pengawasan ketat.
Militer Israel sebenarnya memiliki teknologi canggih, termasuk drone yang terus memantau udara, pos pengawasan darat yang dapat mengawasi dari jarak jauh, serta kehadiran tiga brigade utama di wilayah tersebut: Brigade Givati, Brigade 401, dan Brigade Kfir.
Namun, seperti yang disampaikan Al-Falahi, kegagalan intelijen Israel juga terlihat dari ketidakmampuan mereka menemukan para tawanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza.
Dengan ketidakseimbangan kekuatan yang terlihat di lapangan, Al-Falahi menilai bahwa pasukan Israel kini berubah menjadi target statis bagi pejuang perlawanan Palestina.
Sumber: Al Jazeera