Spirit of Aqsa- Hujan deras dan angin kencang akibat depresi atmosfer di Gaza menghancurkan ratusan tenda pengungsi, memperparah penderitaan mereka yang sudah terhimpit. Para pengungsi menyampaikan kekhawatiran akan kerusakan tenda serta kehilangan barang-barang mereka akibat badai yang terus berlanjut.

Kondisi Memprihatinkan

Aisyah Hamdiat (70), seorang pengungsi dari Gaza yang kini tinggal di Deir al-Balah, menceritakan kesulitan yang dihadapinya. “Saya lumpuh dan hanya bisa menggunakan alat bantu jalan. Tenda saya basah, angin kencang memporak-porandakan segalanya, dan saya sangat kedinginan,” ujarnya.

Sementara itu, suaminya, Riyadh, mengungkapkan ketidakberdayaannya. “Kami tidak punya uang untuk memperbaiki tenda. Jika tenda ini roboh, kami bahkan tidak tahu ke mana harus pergi,” katanya, sambil meminta bantuan pihak berwenang.

Hidup di Tengah Sampah

Muhammad Khadra (40), seorang ayah dari delapan anak, mengungkapkan bahwa keluarganya hidup di tenda tanpa alas, dekat dengan tumpukan sampah. “Hujan membuat semuanya lebih buruk. Kami tidak punya perlengkapan, uang, atau bantuan untuk memperbaiki tenda,” tuturnya.

Senada, Harb Abu Auda, pengungsi dari Beit Hanoun, merasa pesimis tendanya mampu bertahan menghadapi badai. “Kami hanya bisa memegang sudut-sudut tenda agar tidak terbang saat angin kencang,” ujarnya.

Berlomba dengan Waktu

Abdullah Shakhsa, pengungsi lain yang mengalami disabilitas, menghadapi situasi serupa. “Hujan merusak tempat tidur kami, dan dinding tenda sudah roboh. Kami butuh bantuan segera,” katanya.

Di tempat lain, Abdul Rahman Abu Abda bersama anak-anaknya mencoba memperbaiki tenda agar tetap berdiri. “Kami tidak tahu ke mana harus pergi jika tenda ini roboh,” katanya dengan cemas.

Risiko Tinggi

Mohammed Maidana, Kepala Media dan Humas Pertahanan Sipil Gaza, menyebut bahwa ratusan tenda telah rusak akibat cuaca buruk. Ia mengingatkan bahwa pengungsi di tenda sangat rentan, terutama di daerah rendah yang berpotensi mengalami banjir bandang.

Maidana juga memperingatkan bahaya bangunan yang rusak sebagian akibat serangan Israel. “Rumah-rumah ini bisa runtuh kapan saja selama badai, menempatkan penghuninya dalam risiko besar,” jelasnya.

Ia meminta para pengungsi untuk memperkuat tenda mereka dan mengambil langkah pencegahan agar terhindar dari dampak cuaca ekstrem.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here