Spirit of Aqsa- Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir Al-Barsh, mengumumkan, lebih dari 1.500 warga Palestina telah syahid di wilayah Gaza Utara dalam 34 hari terakhir.
Al-Barsh menyebutkan bahwa tentara Israel terus melakukan pembantaian dan menargetkan pusat-pusat pengungsian serta warga sipil di Gaza Utara, menyebabkan banyak korban jiwa dan luka di tengah krisis layanan kesehatan yang semakin kritis.
Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Beit Lahia, Hossam Abu Safieh, menyatakan bahwa pihaknya berupaya menangani korban dengan sarana terbatas, terutama karena tentara Israel telah menahan beberapa tenaga medis dan mencegah masuknya pasokan kesehatan.
Invasi darat Israel di Gaza Utara dimulai pada 5 Oktober 2023 dengan alasan untuk mencegah gerakan perlawanan Islam, Hamas, memperkuat posisinya di wilayah tersebut. Namun, warga Palestina menuduh Israel berupaya menduduki Gaza Utara dan menjadikannya sebagai zona penyangga dengan cara mengusir paksa penduduknya melalui serangan udara brutal serta pengepungan ketat yang menghalangi pasokan makanan, air, dan obat-obatan.
Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel telah melakukan serangan sejak 7 Oktober 2023 yang menewaskan dan melukai lebih dari 146.000 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, sementara lebih dari 10.000 orang masih hilang. Serangan ini menyebabkan kehancuran besar dan krisis kelaparan yang telah menewaskan puluhan anak dan lansia, menjadikannya salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.
Israel terus melanjutkan serangan ini, mengabaikan keputusan Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikannya serta perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah guna mencegah genosida dan memperbaiki kondisi kemanusiaan yang kritis di Gaza.