Spirit of Aqsa- Pakar militer dan strategi, Kolonel Hatem Karim al-Falahi, meragukan keaslian narasi Israel setelah media Israel menyiarkan video terkait pertempuran yang menyebabkan syahidnya Yahya Sinwar.
Pada Senin (21/10/2024), militer Israel merilis sebuah video yang diklaim sebagai pertempuran terakhir Sinwar sebelum syahid pada Rabu lalu. Menurut sumber tersebut, video itu diambil oleh kamera seorang tentara Israel yang ikut serta dalam pertempuran.
Al-Falahi menilai bahwa Israel memiliki beberapa tujuan dengan merilis video ini, salah satunya adalah untuk memperbaiki citra militer Israel yang terpukul dalam Operasi Badai Al-Aqsa, serta untuk meyakinkan publik domestik Israel bahwa tentara mereka telah menang.
Al-Falahi menyoroti sejumlah poin yang menunjukkan bahwa narasi Israel tidak benar, dan menyatakan keyakinannya bahwa video tersebut bertujuan untuk merampas momen kepahlawanan syahid Sinwar, yang memicu kekaguman di kalangan rakyat Palestina dan banyak orang di seluruh dunia karena keteguhan dan keberaniannya melawan pendudukan.
Bukti Bantahan:
1. Waktu Publikasi
Al-Falahi mempertanyakan alasan Israel baru merilis video lima hari setelah syahidnya Sinwar, meskipun gambar pertama sudah dipublikasikan segera setelah pengumuman syahidnya. Dia menduga penundaan ini disebabkan oleh upaya Israel untuk merekayasa narasi baru yang mengubah cerita asli, yang membuat Sinwar dianggap sebagai legenda di mata rakyat Palestina dan dunia.
2. Pertentangan Narasi
Al-Falahi juga menyoroti adanya perbedaan signifikan antara narasi pertama dan video baru. Narasi pertama dari tentara Israel hanya menggambarkan pertempuran singkat dengan tiga orang, sementara video baru menunjukkan pertempuran yang jauh lebih intens dan kompleks. Namun, secara militer, tidak ada bukti dalam video tersebut yang menunjukkan adanya tembakan dari pihak Palestina, sehingga menimbulkan keraguan apakah benar terjadi pertempuran dua arah.
3. Posisi Tentara
Al-Falahi mengkritik posisi tentara Israel dalam video tersebut yang tampak tidak realistis dan tidak sesuai dengan kondisi tempur yang sesungguhnya. Para tentara terlihat dalam posisi terbuka, yang tidak lazim dalam pertempuran sungguhan.
4. Gerakan Kameramen
Dia juga mempertanyakan kebebasan gerak yang dimiliki oleh pembawa kamera dalam video itu, mengingat kondisi pertempuran yang seharusnya penuh risiko. Menurutnya, kebebasan seperti itu tidak sesuai dengan sifat pertempuran yang nyata.
5. Pengeditan Video
Menurut al-Falahi, video yang dirilis oleh militer Israel tampak mengalami proses editing yang jelas, dengan adanya potongan adegan yang menunjukkan bahwa video tersebut disusun dari berbagai klip terpisah. Hal ini melemahkan nilai video sebagai dokumen asli dari medan perang.
Al-Falahi menyatakan bahwa video tersebut menampilkan tanda-tanda editing yang jelas, dengan perpindahan adegan yang tiba-tiba, seolah-olah diambil dari lebih dari satu kamera atau pada waktu yang berbeda. Jika itu adalah rekaman asli dari pertempuran, seharusnya kita melihat alur yang logis dan lancar dari peristiwa tersebut.
Sumber: Al Jazeera