Spirit of Aqsa- Intelijen Israel menyerbu rumah Imam Besar Masjid Al-Aqsa, Syekh Ikrima Sabri, dan menyerahkan surat panggilan untuk investigasi di pusat “Moskobiya” di Al-Quds, pada Selasa pagi (3/9/2024).

Kantor hukum Syekh Ikrima Sabri melaporkan, intelijen Israel menyerbu rumah Syekh Ikrima dan memanggilnya untuk diperiksa di Divisi 4, yang khusus menangani penyelidikan warga Al-Quds, di penjara Moskobiya pukul 09.00 pagi.

Pada 8 Agustus lalu, polisi Israel mengeluarkan keputusan yang melarang Syekh Ikrima Sabri memasuki Masjid Al-Aqsa selama 6 bulan. Keputusan ini diambil setelah penangkapan Syekh Sabri pada 2 Agustus, diikuti pembebasannya beberapa jam kemudian, dengan larangan masuk ke Al-Aqsa selama 6 hari.

Syekh Sabri ditangkap dari rumahnya di lingkungan Sawana di Kota Tua setelah menyampaikan belasungkawa atas kematian Ketua Hamas, Syahid Ismail Haniyeh, dan mendoakannya saat khutbah Jumat di Masjid Al-Aqsa. Ia kemudian dibebaskan beberapa jam setelah penangkapannya.

Syekh Sabri, yang lahir pada 1938, dikenal dengan sikapnya yang tegas terhadap Al-Quds dan Masjid Al-Aqs. Dia selalu menyeru umat Islam di seluruh dunia untuk memenuhi kewajiban menjaga Masjid Al-Aqsa, meski harus dibayar dengan harga yang mahal.

Menurut Syekh Ikrima, semua rencana dan kebijakan yang berusaha mengubah identitas Masjid Al-Aqsa akan gagal, dan masjid tersebut akan tetap menjadi simbol Islam dan Arab, meskipun ada upaya untuk merusaknya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here