Spirit of Aqsa- Kamp pengungsian Nuseirat, yang merupakan kamp terbesar ketiga di Palestina setelah Jabalia dan Shati, telah mengalami kehancuran dan tragedi besar sejak dimulainya pembantaian Israel di Jalur Gaza. Pada awal 2024, kamp ini dihuni oleh sekitar 65 ribu warga Palestina.
Kamp yang terletak di tengah-tengah Jalur Gaza ini telah menjadi sasaran serangan udara dan artileri yang berulang kali dari pasukan Israel. Di sana juga terjadi bentrokan sengit antara pasukan Israel dan pejuang Palestina, di tengah pengepungan ketat yang menyebabkan banyak syuhada.
Serangan udara Israel terus berlanjut dalam beberapa hari terakhir di kamp tersebut, dengan serangan terbaru menghancurkan empat rumah pada pagi Senin, 12 Agustus 2024, dan membuat sejumlah penghuni di dalamnya syahid. Selain itu, Menara Al-Sharif di daerah Ard Al-Mufti di utara kamp juga menjadi target serangan Israel pada hari sebelumnya.
Bukan hanya orang dewasa yang menderita, tetapi anak-anak mereka juga merasakannya sebelum waktunya (9 Agustus/Anadolu).
Mata yang terkejut melihat dahsyatnya pembantaian dan berteriak, “Adakah yang mendengar?” (1 Agustus/Anadolu).
Dan mata anak-anak yang menatap masa depan yang kini menjadi suram (12 Agustus/AFP).
Gelombang kesabaran dan keteguhan yang mereka hadapi dengan iman kepada Allah Ta’ala (9 Agustus/Anadolu).
Dan kesedihan melukis ekspresi di setiap wajah (10 Agustus/AFP).
Anak-anak yang belum merasakan manisnya kehidupan (1 Agustus/Anadolu).
Dan para ayah yang tak berdaya menghadapi penderitaan anak-anak mereka (11 Agustus/Anadolu).
Dan seorang ibu memohon agar waktu perpisahan tidak segera tiba (24 Juli/Anadolu).
Mereka menggendong orang-orang tercinta dengan mata yang sedih dan dada penuh dengan kepedihan (2 Agustus/Anadolu).
Mereka kembali memeriksa apa yang tersisa untuk melanjutkan hari-hari yang akhirannya tidak mereka ketahui (12 Agustus/AFP).
Di tengah kehancuran di Nuseirat, mereka berpindah dari satu pengungsian ke pengungsian lainnya sambil bertanya: Ke mana tujuan akhirnya?! (8 Juni/AFP).