Spirit of Aqsa- Yahya as-Sinwar telah resmi terpilih sebagai pemimpin baru biro politik Gerakan Hamas, menggantikan Ismail Haniyah. Pemilihan ini disetujui dengan suara bulat oleh Dewan Syura dan para pemimpin Hamas. Sinwar, yang dikenal sebagai Abu Ibrahim, memiliki rekam jejak panjang dalam perjuangan Hamas, terutama di Jalur Gaza.

Latar Belakang Yahya as-Sinwar


Yahya as-Sinwar lahir pada tahun 1962 di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza. Dia ditangkap oleh Israel pada akhir tahun 1980-an atas tuduhan membentuk aparat keamanan swasta untuk Hamas, yang dikenal sebagai Majd. Sinwar dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan menghabiskan 23 tahun di penjara Israel.

Selama masa penahanannya, dia menguasai bahasa Ibrani dan menulis beberapa buku tentang politik dan keamanan, termasuk “The Winding Between the Shreds,” yang membahas keamanan dalam negeri Israel.

Karier dan Pengaruh di Hamas


Sinwar dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel, yang dikenal sebagai kesepakatan Al-Ahrar. Setelah dibebaskan, Sinwar segera terlibat dalam kepemimpinan Hamas dan terpilih sebagai anggota biro politik gerakan tersebut pada tahun 2012. Dia mengambil alih sebagai penerus Ahmed Al-Jaabari, menghubungkan jabatan politik dengan sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Pada tahun 2017, Sinwar terpilih sebagai pemimpin Hamas di Gaza. Di bawah kepemimpinannya, Hamas memperkuat hubungan dengan faksi-faksi Palestina lainnya, menciptakan ruang kepemimpinan bersama untuk faksi-faksi perlawanan. Sinwar juga memimpin pawai kembali ke perbatasan Jalur Gaza pada tahun 2018, yang mengintensifkan pengepungan di wilayah tersebut.

Peran dalam Perang dan Negosiasi


Sinwar dikenal sebagai perencana utama dan pengambil keputusan dalam operasi militer Hamas, termasuk dalam Perang Gaza 2014 dan operasi Banjir Al-Aqsa. Dia dituduh oleh Israel sebagai tokoh yang merencanakan dan menentukan zero hour untuk operasi tersebut. Netanyahu menggambarkan operasi tersebut sebagai kemenangan mutlak bagi Hamas di Gaza. (Sumber: Kanal Youtube Aljazeera Arabic)

Pemilihan Yahya as-Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas menunjukkan bahwa gerakan tersebut akan terus mengikuti garis keras dalam perjuangannya melawan Israel.

Sinwar dianggap sebagai sosok ekstremis yang menolak pengaturan keamanan apa pun yang tidak melibatkan Hamas secara integral. Dengan terpilihnya Sinwar, Hamas diperkirakan akan tetap berperan penting dalam negosiasi dan kesepakatan pertukaran tahanan di masa depan. (Indonesiainside.id)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here