Indonesiainside.id- Video seorang wanita lanjut usia (Lansia) diserang anjing Israel di Kamp Jabalia, Jalur Gaza utara viral di media sosial. Sang nenek secara brutal diserang anjing militer meski tidak berdaya untuk sekadar berlari.
Masyarakat yang melihat video tersebut meluapkan kemarahan di berbagai paltform media sosial seperti X. Video itu berasal dari kamera yang dipasang pada anjing polisi Israel dan diperoleh Aljazeera.
Lansia tersebut diserang secara brutal di dalam rumahnya sendiri. Insiden ini terjadi selama invasi terakhir Israel ke Kamp Pengungsi Jabalia beberapa minggu lalu. Lansia tersebut menderita luka serius dan patah tulang akibat gigitan anjing tersebut.
Gambar-gambar tersebut menyebar luas di media sosial, memicu kemarahan dan kecaman secara global. Insiden ini digambarkan sebagai kejam dan menyakitkan, memperlihatkan dengan jelas bahwa tentara Israel masih melakukan penyiksaan dan pembunuhan yang kejam terhadap warga sipil, meskipun mereka mengklaim sebagai “tentara paling etis di dunia.”
Banyak yang menyerukan agar video ini dibagikan secara luas di media sosial agar dunia mengetahui kekejaman yang dialami warga Gaza selama berbulan-bulan.
“Bahkan lansia yang sedang tidur tidak luput dari kekejaman anjing-anjing mereka,” demikian komentar banyak pengguna media sosial yang terpengaruh oleh kekejaman insiden tersebut, menyerukan dunia untuk bertindak dan tidak terbiasa dengan penderitaan warga sipil di Gaza.
Banyak aktivis di platform X menegaskan bahwa pelepasan anjing polisi terhadap warga sipil telah menjadi praktik rutin tentara Israel selama bertahun-tahun. Salah satu pengguna menulis, “Kejahatan yang sama selama lebih dari 76 tahun.”
Tentara Israel menarik diri dari Jalur Gaza utar akhir bulan lalu setelah operasi militer besar yang berlangsung selama 20 hari, meninggalkan kehancuran besar terutama di Kamp Jabalia dan sekitarnya, serta membakar ratusan rumah.
Selama operasi, 10 tentara Israel tewas. Namun, Tel Aviv menutupi jumlah sebenarnya dari tentara yang tewas dan luka-luka di tengah sengitnya pertempuran dan video-video yang disiarkan oleh faksi perlawanan.