Spirit of Aqsa, Palestina- Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan, kru Ambulance tidak bisa mengevakuasi semua korban ‘pembantaian tepung’.
Peristiwa itu terjadi saat teroris Israel membantai warga sipil yang sedang antre bantuan kemanusiaan di Dataran Nablus di utara Gaza. Tim medis sampai saat ini baru mengevakuasi 100 lebih jenazah syuhada korban pembantaian.
Dunia internasional mengecam tindakan teroris Israel yang membantai warga sipil yang sedang mengantre bantuan. Afrika Selatan mengatakan bahwa pembunuhan warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di Gaza merupakan pelanggaran terhadap perintah sementara yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional dalam kasus hukum yang menuduh Pretoria melakukan genosida di Gaza.
Kementerian Hubungan Internasional dan Kerjasama Afrika Selatan mengatakan, “Afrika Selatan mengutuk pembantaian yang menewaskan 112 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya saat mereka berusaha mendapatkan bantuan yang menyelamatkan nyawa”.
Mereka menambahkan, “Tindakan biadab terbaru ini merupakan pelanggaran lain terhadap hukum internasional dan perintah sementara yang mengikat yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional”.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Belanda, Hanke Bruins Slot, menggambarkan apa yang terjadi di Gaza saat pendistribusian bantuan sebagai “tragedi mengerikan”, menambahkan bahwa negaranya telah meminta penjelasan dari Israel.
Pemerintah Jerman juga mengatakan hari ini bahwa “penyelidikan harus dilakukan terhadap pembunuhan penduduk Gaza yang sedang berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan” dan mendesak untuk menghentikan penembakan “demi alasan kemanusiaan”.
Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock menulis di Twitter, “Orang-orang mencari bantuan untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka dan akhirnya mereka menjadi korban jiwa.” Dia menambahkan, “Laporan dari Gaza membuat saya terkejut. Tentara Israel harus memberikan penjelasan menyeluruh tentang apa yang terjadi, ketakutan, dan penembakan massal yang terjadi”.