Spirit of Aqsa, Palestina- Citra satelit Aljazeera menunjukkan hilangnya kendaraan militer Israel di kota Beit Hanoun dan Beit Lahia, Jalur Gaza utara. Pakar militer dan strategis Mayor Jenderal Fayez Al-Duwairi mengatakan, perkembangan tersebut menegaskan invasi darat Israel dan serangan udara yang menggila tidak berhasil mencapai tujuan perang di Jalur Gaza.
“Tel Aviv mulai percaya dengan apa yang kami katakan dalam analisis kami sejak awal perang, bahwa Brigade Al-Qassam tidak akan terkalahkan dan tidak akan menyerahkan bendera putih, mampu untuk melanjutkan pertempuran, dan mampu bertahan meskipun ada kerugian yang dialami,” ucp Al-Duwairi dalam analisisnya di Aljazera, Senin (29/1).
Sementara itu, saluran berita NBC Amerika melaporkan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk memperlambat pengiriman senjata ke Israel. Hal itu dilakukan untuk menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengurangi serangan terhadap Gaza.
Dalam konteks ini, Al-Duweiri mengatakan, jika berita ini benar, penundaan itu terjadi dalam beberapa amunisi karena Israel menghadapi kemungkinan pecahnya perang di front utara dengan Partai Hizbullah Lebanon, selain fakta bahwa pasukan pendudukan mengandalkan amunisi untuk meledakkan rumah dan bangunan di sepanjang pinggiran timur wilayah.
Dia memperingatkan, dukungan terus-menerus dari Amerika “adalah yang memungkinkan Netanyahu mengadopsi pendekatan yang selalu diungkapkannya” untuk menghilangkan Hamas dan mendapatkan kembali tawanan Israel, mengacu pada jembatan militer Amerika-Israel yang melibatkan lebih dari 300 pesawat kargo dan 20 kapal senjata, sesuai dengan data terakhir yang diterbitkan sebulan yang lalu.
Di sisi lain, Wall Street Journal melaporkan -berdasarkan pejabat Amerika dan Israel- sekitar 80% dari terowongan Hamas di Gaza masih utuh setelah berbulan-bulan upaya penghancurannya oleh Israel.
Al-Duweiri menyatakan, semua cara telah digunakan untuk menghancurkan terowongan Gaza, seperti mendirikan pompa air di Laut Tengah dan mencoba untuk menenggelamkannya. Tetapi itu tidak berhasil, mengacu pada fakta bahwa jaringan terowongan tidak dibangun sesuai teori anfora yang diduga.
“Pasukan pendudukan menggunakan gas beracun -menurut laporan media Israel- di mana mayat tentara Israel yang menjadi tahanan di salah satu terowongan ditemukan telah tewas akibat gas beracun setidaknya,” ujar Al-Duwairi.
Sumber: Al Jazeera