Spirit of Aqsa, Palestina- Aljazeera melaporkan, jumlah korban pembantaian yang dilakukan teroris Israel di Jalur Gaza meningkat menjadi 26.083 syuhada dan 64.487 korban luka. Selain itu, teroris Israel juga melakukan pembantaian terhadap warga sipil dalam 24 jam terakhir.
“Jumlah korban akibat agresi Israel naik menjadi 26.083 syahid dan 64.487 terluka. Pendudukan (Israel) melakukan 19 pembantaian yang menyebabkan 183 syahid dan melukai 377 dalam 24 jam terakhir,” demikian laporan langsung Aljazeera, Jumat (26/1).
Sementara, jurubicara Kementerian Kesehatan, Dr. Ashraf al-Qudra, menegaskan, masih ada korban di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan yang tak bisa dievakuasi lantaran dihalangi oleh tentara teroris Israel. Selain itu, teroris Israel melakukan kejahatan genosida di pusat-pusat pengungsian UNRWA dan Al-Masayir, yang diklaim sebagai tempat aman.
Teoris Israel juga mengepung rumah sakit di Khan Yunis, menyebabkan lumpuh total, bersamaan dengan terjadinya kejahatan genosida di provinsi tersebut dan melarang gerak ambulans. Tim medis di Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal di Khan Yunis bekerja dalam kondisi sulit tanpa makanan dan keamanan.
“Kami terus berkomunikasi dengan Komite Internasional Palang Merah dan lembaga-lembaga PBB untuk melindungi rumah sakit di Khan Yunis dan memastikan kerja tim medis serta memudahkan kerja tim ambulans dalam menyelamatkan para korban,” kata Al-Qudra.
Selain itu, Al-Qudra mengungkapkan, teroris Israel melakukan pembantaian mengerikan terhadap ribuan orang lapar yang menunggu bantuan kemanusiaan di Dataran Kuwait di Gaza. Hal itu menyebabkan 20 syuhada dan 150 luka.
Di antara korban luka tersebut ada puluhan kasus serius yang dapat meningkatkan jumlah syuhada karena tingkat keparahan luka dan ketidaktersediaan fasilitas medis di Kompleks Medis Shifa yang hancur akibat pendudukan Israel.
“Tim medis berusaha mengoperasikan beberapa bagian dari rumah sakit di utara Gaza yang sengaja dihancurkan oleh Israel, dan kami berusaha bersama lembaga-lembaga internasional untuk menyediakan pasokan medis dan bahan bakar untuk memulihkan dan memastikan kelangsungan operasionalnya,” kata Al-Qudra.
Bantuan medis masih masuk secara terbatas dan tidak sesuai dengan kebutuhan dasar, “dan 70% di antaranya tidak dapat dimanfaatkan dan berada di luar prioritas kami selama periode darurat yang sulit ini.”
Dia mengajak semua pihak internasional untuk “mengkaji bantuan medis dan menyelarasinya dengan kebutuhan yang kami nyatakan untuk unit-unit darurat, perawatan intensif, ruang operasi, inkubator, kanker, penyakit darah, penyakit kronis, dan kebutuhan dasar lainnya yang penting.”
Dia memperingatkan bahwa mekanisme evakuasi korban luka masih “mandul dan tidak sesuai dengan ribuan korban yang mendesak untuk menyelamatkan hidup mereka, dan tidak ada pengobatan yang tersedia bagi mereka di Gaza.”