Spirit of Aqsa, Palestina- Jurnalis Diaa Al-Kahlot bercerita tentang “perjalanan sulit dan penuh penyiksaan” yang dimulai dengan penangkapan oleh pasukan militer Israel bersama puluhan warga, termasuk beberapa anggota keluarganya, pada 7 Desember 2023 di Jalur Gaza utara. Dia baru dibebaskan pada Selasa (9/1).

“Kami dipindahkan ke lokasi militer Israel setelah penangkapan, salah satu lokasi tersebut adalah penjara untuk tahanan penduduk Gaza setelah 7 Oktober, di mana perjalanan itu sulit dan berat,” menunjukkan bahwa tidak ada garis merah bagi tentara Israel dalam berurusan dengan tahanan dari Gaza.

“Saya diinterogasi tentang laporan-laporan yang saya publikasikan di situs Al Jazeera Net dan Al Arabi Al Jadid selama beberapa tahun terakhir, dan kami menghadapi perlakuan sulit di dalam penjara Israel, selama 25 hari kami duduk dalam posisi penyiksaan.”

Dia menjelaskan, banyak warga Palestina yagn diculik mengalami penyiksaan langsung maupun tidak langsung. Dia menunjukkan, sebagian besar korban penculikan dari Jalur Gaza adalah warga sipil.

Al-Kahlot mengatakan, seorang perwira Israel memberitahu mereka bahwa tentara menangkap sekitar 7.000 orang dari dalam Jalur Gaza, dan saat dibebaskan kemarin, di antara mereka ada remaja, seorang wanita, dan lansia.

Al-Kahlot melanjutkan, bagian yang paling sulit dari perjalanan adalah perpindahan antar penjara, di mana para tahanan mengalami pukulan dan penghinaan, disamping interogasi sulit yang dilakukan oleh Shabak terhadap para tahanan.

Shabak melakukan interogasi terhadap jurnalis Al-Kahlot terkait pekerjaan jurnalistik, sumber berita, dan mekanisme kerja.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here