Spirit of Aqsa, Palestina- Benjamin Netanyahu merupakan sosok yang haus kekuasaan. Pakar politik menilai tokoh genosida tersebut terus berambisi melanjutkan pembantaian di Jalur Gaza demi kepentingan pribadi agar tetap bisa menjabat sebagai PM. Namun jajak pendapat terbaru, mayoritas warga Israel sudah tak menginginkan Netanyahu duduk di kursi PM.
Hanya 15% warga Israel menginginkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu tetap menjabat setelah perang melawan Hamas di Gaza berakhir. Hasil jajak pendapat itu diterbitkan pada Selasa (2/1/2024).
Dalam jajak pendapat yang dilakukan Institut Demokrasi Israel (IDI), 56% dari mereka yang ditanyai mengatakan melanjutkan serangan militer adalah cara terbaik memulangkan para tawanan. 24% berpendapat kesepakatan pertukaran termasuk pembebasan ribuan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel akan menjadi yang terbaik.
Namun, hanya 15% yang menginginkan Netanyahu menjadi perdana menteri setelah perang usai, menurut jajak pendapat tersebut.
Saingan politiknya dan mitra kabinet perang saat ini, Benny Gantz yang berhaluan tengah, mendapat dukungan dari 23% responden. Sekitar 30% responden tidak menyebutkan pemimpin yang disukai. Survei ini dilakukan terhadap 746 responden antara bulan Desember.
Jajak pendapat IDI sebelumnya pada Desember menemukan 69% warga Israel berpendapat pemilu harus diadakan segera setelah perang berakhir. Netanyahu mengatakan pada Sabtu bahwa dibutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum kemenangan dapat dicapai.
Survei berturut-turut menunjukkan popularitasnya merosot tajam sejak serangan mendadak Hamas pada Oktober lalu yang menyebabkan hari paling mematikan dalam 75 tahun negara kolonial Israel.