Spirit of Aqsa, Palestina- Bank of Israel mengungkapkan perkiraan biaya perang melawan kelompok militan Palestina, Hamas mencapai 210 miliar shekel atau senilai US$ 58 miliar (Rp 897 triliun dengan kurs Rp 15.470).
Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank of Israel Amir Yaron. Dia menilai jumlah dana tersebut akan menjadi beban anggaran. Alhasil, perlunya pengurangan anggaran belanja di bidang-bidang yang tidak dibutuhkan.
Sebelumnya, Israel menurunkan suku bunga menjadi 4,50% dari 4,75%. Hal ini dikarenakan melemahnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang mereda.
“Jika pasar melihat bahwa Israel terus menambah utang, hal ini kemungkinan akan menyebabkan peningkatan depresiasi dan inflasi. Untuk itu, diperlukan suku bunga bank sentral yang lebih tinggi,” kata Yaron dilansir dari Reuters, Rabu (3/1).
Menurutnya, pemerintah lamban dalam melakukan penyesuaian anggaran yang diperlukan, seperti mengurangi jumlah kementerian yang kurang berkontribusi. Namun, dia tidak merinci kementerian mana saja yang dinilai mubazir.
Bahkan, Kementerian Keuangan memperkirakan defisit anggaran sekitar 6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2024. Untuk itu, dia mengatakan perlunya melakukan penyesuaian dalam biaya perang agar tidak berdampak pada perekonomian.
“Tidak diantisipasi sekarang, kemungkinan besar akan merugikan perekonomian di masa depan,” tambahnya.