Spirit of Aqsa, Palestina– Menurut laporan Wall Street Journal, mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel, Meir Ben-Shabbat, mengatakan, Hamas punya kekuatan dan percaya diri untuk menolak setiap kesepakatan yang tidak memberikan kemenangan langsung terhadap rakyat Palestina.

Pernyataan ini terdapat dalam artikel yang diterbitkan oleh redaksi surat kabar tersebut dengan judul “Mengapa Hamas Tidak Akan Melepaskan Tawanan”.

Dia menyebut terjadi perubahan situasi sejak gencatan senjata akhir November lalu yang membuat Hamas bisa menolak dua tawaran gencatan senjata dan pertukaran tawanan. Hal itu mencerminkan sikap Hamas yang saat ini menolak untuk bernegosiasi kecuali setelah gencatan senjata penuh dilakukan.

Ben-Shabbat, yang menjadi Penasihat Keamanan Nasional Israel dari 2017 hingga 2021, mengatakan, kepercayaan Hamas mungkin tidak sepenuhnya rasional, tetapi tidak sepenuhnya tanpa dasar.

Dia menjelaskan, sementara kondisi di mana pasukan Israel beroperasi menjadi lebih sulit, keadaan membaik bagi pejuang Hamas.

Surat kabar tersebut menyebutkan, di bawah tekanan dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Israel menggunakan “kekuatan tembak yang lebih rendah” untuk persiapan invasi ke Jalur Gaza, memberikan Hamas lebih banyak peluang untuk menempatkan tentara Israel dalam perangkap.

Mengenai hal ini, anggota Kantor Politik Hamas, Ezat al-Rishq, menyatakan, pimpinan Hamas berusaha “dengan segala kekuatan untuk menghentikan agresi dan pembantaian terhadap rakyat kami sepenuhnya, bukan hanya untuk sementara waktu. Rakyat kami menginginkan penghentian agresi dan tidak menunggu gencatan senjata sementara, atau penenangan sejenak untuk periode singkat, diikuti oleh lanjutan agresi dan teror.”

Al-Rishq memperbarui penegasan bahwa “tidak ada negosiasi kecuali dengan penghentian komprehensif terhadap agresi.”

Ini datang setelah Reuters melaporkan dari dua sumber keamanan Mesir bahwa Hamas dan Jihad Islam menolak proposal Mesir untuk menyerahkan kendali Gaza sebagai imbalan untuk gencatan senjata yang permanen.

Di sisi lain, tekanan terus meningkat pada pemerintahan Benjamin Netanyahu dari keluarga tahanan Israel yang ditahan oleh perlawanan Palestina di Gaza. Netanyahu juga mendapat kritik luas setelah pasukan Israel membunuh sejumlah dari mereka.

Saluran 12 Israel melaporkan pekan ini, ada ketegangan di tingkat tertinggi politik dan keamanan Israel mengenai masalah tahanan ini, dan Netanyahu menghalangi Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk melakukan pembicaraan individu tentang masalah ini dengan kepala Mossad.

Sumber: Al Jazeera, Wall Street Journal

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here