spiritofaqsa.or.id, Palestina- Publik dan jajaran elit Israel sedang ditempa perbedaan pendapat serta pepercahan terkait invasi darat ke Jalur Gaza dan upaya mencapai tujuan perang.
PM Benjamin Netanyahu mengklaim masih berkomitmen untuk melanjutkan peperangan. Namun, analis urusan militer untuk surat kabar Haaretz, Amos Harel, mengatakan, keraguan di publik Israel sudah sangat akut.
“Keraguan telah mulai mengarah pada erosi dan retaknya dukungan rakyat Israel terhadap perang,” ujar Harel dalam analisisnya di Haaretz dikutip dari Aljazeera, Rabu (20/12).
“Kelanjutan pertempuran dalam bentuknya yang sekarang akan mencakup lebih banyak tentara yang terbunuh dan terluka, karena kemungkinan perubahan dalam bentuk operasi darat, bulan depan, akan menimbulkan keraguan dalam mencapai tujuan perang yakni mengalahkan Hamas atau membunuh pejabat seniornya,” lanjutnya.
Sementara, Zvi Barel, seorang analis urusan Arab dan Timur Tengah di Surat kabar Haaretz, mengomentari kepemimpinan politik Israel yang belum mengambil keputusan tegas mengenai pelaksanaan perang di Gaza.
Hal itu, kata dia, mencerminkan penipuan pemerintahan Netanyahu. Dia menilai Tel Aviv dalam fase baru bergerak menuju “pendudukan langsung dan menyeluruh di Jalur Gaza.”
“Tampaknya strategi Israel cenderung meniru model pendudukan, karena Tel Aviv menyatakan bahwa mereka tidak berniat menduduki Gaza, namun juga tidak berencana untuk mundur dari wilayah tersebut, dan tanpa merinci apa yang akan dilakukan Israel. Apakah kondisi yang diperlukan memungkinkan penarikan pasukan militer dari Jalur Gaza, dan kapan hal itu akan terjadi?”