Spirit of Aqsa, Jakarta – Pada unggahan sebelumnya, telah dijelaskan beberapa ciri-ciri Masjid Al-Aqsa. Berikut lanjutannya:

  • Pintu al-Magharibah

Rasulullah SAW ketika Isra memasuki Masjid al-Aqsha melalui pintu al-Magharibah. Pintu ini yang dikuatkan para ulama, bahwa Nabi Muhammad ketika sampai di Masjid al-Aqsha kemudian meletakkan kendaraannya buraq di dinding yang dikenal dengan dinding buraq, lalu memasuki masjid melalui pintu al-Magharibah. Pintu al-Magahribah merupakan bagian tidak terpisahkan dari Masjid al-Aqsha.

  • Ash- Shakrah al-Musyarrafah

Ketika Nabi Isra, beliau salat bersama para nabi menghadap ash-Shakhrah al-Musyarrafah. Ash-Shakhrah berada di jantung kawasan Masjid al-Aqsha, yang merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum dipindah ke Kakbah di Mekah. Rasulullah SAW menjadi imam para nabi dan rasul sebelumnya.

  • Perjanjian Umar

Khalifah Umar menuliskan perjanjian kepada penduduk al-Quds ketika membebaskan kota tersebut. Perjanjian ini dikenal dengan istilah Perjanjian Umar. Setelah perjanjian itu ditulis, beliau melihat kondisi Masjid alAqsha yang tidak terurus dan menjadi tempat pembuangan sampah. Oleh karenanya, beliau mempunyai proyek membersihkan tempat tersebut dan lingkungan sekitarnya. Pembersihan tersebut menandakan kemuliaan tempat yang menjadi kiblat pertama umat islam.

  • Masjid al-Qibli, batas al-Aqsha paling selatan

Setelah Khalifah Umar membebaskan Masjid al-Aqsha, terjadi perbedaan pendapat para sahabat tentang posisi tempat shalat. Apakah berada di belakang ash-Shakhrah atau berada di kiblat masjid (selatan)? Ka’bul al-Ahbar, salah seorang ahlul kitab yang masuk islam, mengusulkan posisi imam berada di belakang ash-Shakhrah supaya dapat menyatukan kiblat Yahudi dan Islam. Namun, pendapat tersebut ditentang oleh Khalifah Umar dengan menyatakan bahwa beliau masih terpengaruh unsur-unsur Yahudi. Akhirnya, Umar memerintahkan posisi imam tepat berada di ujung selatan arah kiblat, yang sekarang disebut dengan Majid al-Qibli. ini menandakan batas Masjid al-Aqsha paling selatan.

  • Posisi Masjid al-Aqsha menghadap kiblat (tenggara)

Kondisi geografis bangunan Masjid al-Aqsha menuju ke arah kiblat (tenggara). Secara alamiah, posisi ini sudah ada sejak pertama kali Masjid al-Aqsha dibangun. Hal ini dikuatkan dengan bukti-bukti ilmiah seputar kondisi geografis Masjid al-Aqsha, yang akan dibahas dalam judul khusus.

  • Tempat pertemuan tiga benua

Adanya gambar dan peta kuno yang menerangkan al-Quds, tempat Masjid Masjid al-Aqsha berada merupakan tempat pertemuan tiga benua, Asia-Eropa-Afrika.

  • Bentuk kawasan Masjid al-Aqsha secara keseluruhan

Bentuk kawasan Masjid al-Aqsha menyerupai bentuk Kakbah ketika dibangun pada masa Nabi Ibrahim AS. Salah seorang peniliti Palestina bernama Dr. Haitsam Ar-Rathuh mengungkapkan adanya kesamaan pola dan siku pada bangunan Masjid al-Aqsha dan Kakbah, bukan pada panjang dan lebar.

  • Definisi Masjid al-Aqsha menurut Imam Ibnu Taimiyah

Imam Ibnu Taimiyah mendefinisikan Masjid al-Aqsha dengan sebuah nama untuk keseluruhan tempat sembahyang di kawasan berpagar.

  • Situs-situs bersejarah

Di kawasan Masjid al-Aqsha terdapat situs-situs bersejarah dari para ulama populer, di antaranya zawiyah (sudut) Imam al-Ghazali yang berada di atas Pintu ar-Rahmah.

Keempat belas poin diatas merupakan bukti dan dalil bahwa Masjid al-Aqsha adalah sebuah kawasan untuk keseluruhan tempat yang dikelilingi pagar di dalam kota al-Quds. Ketika saat ini kita hanya diperkenalkan bahwa Masjid al-Aqsha adalah Masjid al-Qibli yang mempunyai kubah berlapiskan timah atau kubah yang berlapiskan emas, berarti kita telah termakan propaganda yang dilancarkan musuh-musuh Islam. (admin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here