Spirit of Aqsa, Palestina- Koran Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan krisis kepercayaan yang dialami antara PM Benjamin Netahanyu dan Angkatan Darat Israel. Krisis kepercayaan tersebut memperalot kerjasama antarkedua belah pihak.
Krisis kepercayaan itu ditengarai kegagalan militer dalam operasi Taufan Al-Aqsa yang dilancarkan Brigade Al-Qassam dari Jalur Gaza.
“Ada hubungan tegang antara Netanyahu dan Menteri Angkatan Darat Yoav Galant, yang menghambat kerja sama. Ada pula perbedaan pendapat antara Netanyahu dan pejabat senior militer mengenai penilaian, rencana dan keputusan,” tulis koran tersebut, dikutip dari Palinfo, Senin (23/10).
Pada 7 Oktober, Brigade Al-Qassam dan perlawanan Palestina melancarkan serangan strategis terhadap militer penjajah Israel.
Keretakan di jajaran petinggi zionis Israel memang sudah terlihat sejak awal. Misalnya saja dalam laporan Al Jazeera pada Sabtu (21/10). Gerakan Demokratik di Israel, penasihat hukum zionis Israel, menuntut penyelidikan atas pembakaran dokumen di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah serangan pada 7 Oktober.
“Kantor Netanyahu membakar dokumen setelah serangan 7 Oktober untuk mengurangi tanggung jawabnya atas kegagalan tersebut,” bunyi pernyataan gerakan tersebut.
Selain itu, jurnalis Al Jazeera melaporkan, salah satu tentara penjajah Israel menyerang Netanyahu. Tentara itu menganggap Netanyahu bertanggung jawab atas peristiwa 7 Oktober dan menuntut agar dia mundur dari jabatan perdana menteri.
Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Institut Penelitian “Lazar” (swasta) untuk surat kabar Ibrani “Maariv” menunjukkan, 80 persen ‘warga Israel’ menganggap PM Benjamin Netanyahu, bertanggung jawab atas pertempuran “7 Oktober”. diluncurkan oleh Brigade Qassam.
Selama beberapa hari terakhir, para pejabat Israel mengumumkan, mereka bertanggung jawab atas “kegagalan keamanan” dalam mencegah peristiwa 7 Oktober di sekitar Jalur Gaza, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Galant, kepala Dinas Keamanan Umum Shin Bet, Ronen Bar, dan kepala Intelijen Militer, Aharon Haliva.
Begitu pula KSAD Herzi Halevy, Ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachaya Hanegbi, Panglima TNI AU Tomer Bar, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, dan Panglima Home Front Command IDF Rafi Milo.
Netanyahu belum mengaku bertanggung jawab atas kegagalan tersebut, dan berusaha menghindarinya dengan melakukan pembantaian berdarah di Jalur Gaza.