Spirit of Aqsa, Palestina- Media Israel mengonfirmasi, sembilan perwira dan tentara dari pasukan Israel tewas dan beberapa lainnya terluka dalam dua serangan terpisah di Gaza dalam 24 jam terakhir. Mereka menyebut hari ini sebagai “hari paling sulit” bagi pasukan Israel sejak dimulainya serangan di Gaza.
Salah satu serangan mengakibatkan ledakan amunisi di truk yang menyebabkan kematian dan luka pada tentara, sedangkan yang lainnya adalah pengeboman bangunan yang menampung tentara di selatan Gaza.
Seorang sersan dari Brigade Givati dilaporkan meninggal akibat serangan jantung setelah tentara di bawah komandannya tewas di Gaza. Meskipun angkatan bersenjata tidak mengakui kematiannya, keluarganya mengonfirmasi bahwa ia tidak bisa menahan apa yang dilihatnya di Gaza.
Dengan demikian, jumlah tentara Israel yang dikonfirmasi tewas sejak dimulainya operasi “Taufan Al-Aqsa” mencapai 519, termasuk sekitar 189 korban sejak dimulainya invasi darat ke Gaza.
Pihak front internal Israel melaporkan bahwa lebih dari 30 lokasi di Israel terdengar suara sirine peringatan setelah diluncurkannya salvo roket dari Gaza ke wilayah perbatasan Gaza dan tengah Israel. Militer Israel melaporkan peluncuran 8 roket dari selatan Gaza, dengan pertahanan udara menangkal 3 di antaranya, sedangkan 4 jatuh di daerah terbuka.
Brigade al-Qassam mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan Tel Aviv dengan salvo roket sebagai tanggapan terhadap pembantaian oleh Israel terhadap warga sipil di Gaza.
Dalam pernyataan militer, Brigade al-Qassam menyatakan bahwa pejuang mereka berhasil menargetkan kendaraan militer Zionis jenis “Puma” dengan peluru “Yasin 105” dan menewaskan dua tentara yang berada di sebelahnya di barat laut kota Gaza.
Juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, menyatakan bahwa jumlah korban tentara pendudukan “jauh lebih besar” dari yang diumumkan oleh militer Israel dan menuduh komando pendudukan berbohong kepada publik mereka tentang jumlah korban dalam pertempuran di Gaza, mengancam akan menewaskan lebih banyak tentara pendudukan yang pulang dalam “kantong hitam”.