Spirit of Aqsa, Palestina- Satu kelompok pejuang Al-Qassam hanya terdiri 10 orang untuk menghadapi gerombolan tentara Israel yang melakukan invasi darat ke Jalur Gaza. Dalam pengumuman awal, militer Israel mengerahkan 300 ribu tentara ke perbatasan Gaza untuk melakukan invasi darat. 

Hal itu diungkapkan Analis urusan militer untuk surat kabar Haaretz, Amos Harel. Dia mengutip seorang perwira senior militer Israel di Jalur Gaza utara yang mengatakan, “Para militan (Pejuang Palestina), yang berafiliasi dengan Hamas, sekarang umumnya beroperasi dalam kelompok yang relatif kecil hingga 10 orang.”

Sementara, pakar militer, Purn. Mayor Jenderal Mahmoud Erdisat, menjelaskan, sejak memulai invasi darat pada 27 Oktober, pasukan darat Israel (IDF) mencoba memasuki Jalur Gaza melalui tigak titik, yakni barat laut dari Al-Atatra dan Beit Lahia, timur laut dari Beit Hanoun, dan dari timur ke barat yang merupakan kawasan pertanian di utara Gaza, terkhusus di kawasan Juhr Al-Diik menuju Jalan Salahuddin, lalu ke jalan Al-Rashid.

Namun, pergerakan invasi tersebut berada di bawah kendali Al-Qassam. Tiap kali militer Israel mencoba memasuki area padat penduduk selalu digagalkan pejuang Al-Qassam. Itu bisa terlihat penghancuran kendaraan lapis baja di radius ratusan meter dari Kompleks Medis Al-Shifa. 

Mahmoud menjelaskan, upaya militer Israel mengepung Jalur Gaza utara gagal. IDF lalu mundur ke timur Jalur Gaza ke Jalanm Al-Rashid lalu berbelok ke utara menuju utara di pelabuhan dan Kamp Pantai untuk betemu dengan pasukan yang datang dari barat laut Beit Lahia.

“Setiap kali tentara pendudukan menembus daerah padat penduduk, terdapat peluang bagi perlawanan untuk keluar dari terowongan dan menggunakan bangunan untuk bersembunyi dan memburu kendaraan dan tentara,” kata Mahmoud dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Selasa (14/11).

Awalnya, pengepungan dilakukan cara membombardir Gaza tanpa kehadiran pasukan darat. Namun, sekarang intensitas pengeboman mulai berkurang karena ada pergerakan IDF untuk melakukan penetrasi menuju RS Al-Shifa dan RS Indonesia, dan berencana mencapai Al-Karama dan Al-Rimal.

“Di sini, kerugian yang dialami tentara pendudukan menjadi lebih besar. Oleh karena itu, dalam beberapa hari terakhir, kita telah melihat peningkatan kerugian, baik kendaraan atau tentara, peralatan atau bahkan tentara,” kata Mahmoud merujuk perlawanan yang dilakukan Al-Qassam.

Sumber: Al Jazeera

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here