Spirit of Aqsa, Palestina- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI), Prof Sudarnoto Abdul Hakim, menilai serangan udara yang dilancarkan zionis Israel ke warga sipil Gaza menjadi momentum Palestina meraih kemerdekaan. Heroisme rakyat Palestina semakin terpupuk untuk melakukan perlawanan.
“Balasan atas serangan yang diberikan oleh Israel bisa jadi justru akan menjadi momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk memperkuat heroisme mereka membebaskan rakyat yang telah dijajah dalam waktu yang panjang. Banyak momentum rakyat dan bangsa Palestina untuk meraih kemerdekaan,” ujar Sudarnoto, dikutip Rabu (11/10/23).
Prof Sudarnoto juga menyampaikan agar seluruh faksi Palestina seperti Fatah dan lainnya dapat bersatu dan mengkonsolidasi diri untuk memperkuat upaya kemerdekaan bangsa Palestina.
“Saya berharap betul, setiap momentum untuk kedaulatan dan kemerdekaan Palestina bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap faksi Palestina. Dengan cara ini, maka Israel akan semakin kehabisan waktu dan kekuatannya,” kata Sudarnoto.
Dia menjelaskan, operasi Taufan Al-Aqsa yang digelar Brigade Al-Qassam merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang penjajah Israel menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina dalam kurun waktu yang sangat panjang dan sistematik.
Selain itu, peristiwa membelah al-Aqsa dan diiringi dengan berbagai aksi provokatif kelompok Yahudi ekstrim juga menjadi salah satu pemicu Taufan Al-Aqsa. Ditambah dengan berbagai fakta pengkhianatan terhadap berbagai perjanjian yang dilakukan oleh penjajah Israel. Itu menggambarkan bahwa Israel memang harus membayar mahal.
“Serangan terbesar Hamas ini menjadi alat bayar Israel, dan Israel tentu saja harus menanggung sendiri. Bisa jadi, Israel akan menanggung beban yang lebih berat jika respons Israel dan negara-negara pendukung seperti Amerika dan NATO kontra produktif,” kata dia.
Lebih lanjut, Sudarnoto mengatakan, saat ini Amerika dan NATO sedang menanggung bebannya masing-masing. Itu merupakan akibat dari perubahan politik global dan juga perang Rusia-Ukraine. Dia mengatakan, Amerika dan NATO tidak ikut memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Hamas sebagai teroris.
Menurutnya, cara-cara ini justru akan merugikan Amerika dan NATO, karena selama ini tidak pernah menyatakan keberaniannya untuk menegaskan bahwa Israel adalah penjajah dan teroris.
“Justru yang harus dilakukan secara tegas adalah ikut bersama-sama dengan masyarakat internasional lainnya yang mendukung perjuangan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dan menghentikan imperialisme dan terorisme Israel,” kata dia menegaskan.
Dia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap Israel yang dianggap telah hilang respek karena telah membabi buta penuh dengan kemarahan, melakukan balasan yang mengakibatkan kerusakan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh Israel. Israel harus bertanggung jawab. Israel benar-benar sudah hilang rasa respek kepada bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Indonesia melalui Mer-C,” kata dia