Spirit of Aqsa- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik evakuasi medis pertama untuk 21 anak penderita kanker dari Gaza sejak penutupan perbatasan Rafah pada 7 Mei lalu. WHO menyatakan ada lebih dari 10.000 warga Palestina yang membutuhkan evakuasi untuk perawatan medis.
Dalam konferensi pers di Jenewa, juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan lebih dari 10.000 orang membutuhkan evakuasi dan perawatan medis di luar Gaza. Dari jumlah tersebut, 6.000 orang menderita trauma, dan lebih dari 2.000 menderita penyakit kronis.
Jasarevic menambahkan bahwa sejak penutupan perbatasan Rafah, tidak ada evakuasi medis yang dilakukan hingga Kamis kemarin, ketika 21 anak penderita kanker dievakuasi. Ia menegaskan perlunya membuka kembali perbatasan Rafah dan perbatasan lainnya untuk mengeluarkan pasien demi keselamatan mereka.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyambut baik evakuasi medis dari Gaza dan mendesak untuk memfasilitasi evakuasi medis melalui semua perbatasan yang memungkinkan, termasuk Rafah dan Kerem Shalom, ke Mesir, Tepi Barat, Al-Quds Timur, dan dari sana ke negara lain.
Menurut kantor media pemerintah di Gaza, ribuan pasien dan orang terluka menghadapi kematian karena mereka membutuhkan perawatan di rumah sakit luar negeri, namun penutupan perbatasan Rafah dengan Mesir dan penghancurannya pada 17 Juni lalu menghalangi mereka untuk keluar menerima perawatan.
Sejak perang dimulai, militer Israel menargetkan rumah sakit di Gaza dan sistem kesehatannya, membuat sebagian besar rumah sakit tidak berfungsi, sehingga membahayakan nyawa pasien dan orang terluka, menurut data Palestina dan PBB.
Perang yang didukung oleh Amerika Serikat ini telah mengakibatkan lebih dari 124.000 warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, dengan lebih dari 10.000 orang hilang di tengah kehancuran besar dan kelaparan yang merenggut nyawa puluhan anak.