Spirit of Aqsa– Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan, warga Palestina di Jalur Gaza hanya bisa makan setiap dua hari akibat blokade Israel.

Pernyataan ini disampaikan dalam rilis yang diterbitkan UNRWA pada Kamis, menyoroti kebutuhan pangan mendesak di Gaza, di mana jumlah pengungsi akibat agresi Israel telah mencapai dua juta orang.

UNRWA mengonfirmasi bahwa, berdasarkan data dari Norwegian Refugee Council (organisasi kemanusiaan independen) dan organisasi lain, 83% dari bantuan pangan yang dibutuhkan tidak dapat dikirim ke Gaza.

Agen tersebut juga melaporkan bahwa mereka bersama mitranya telah membagikan biskuit bergizi tinggi kepada anak-anak untuk mengurangi dampak malnutrisi, menekankan bahwa rata-rata warga Gaza hanya mendapatkan satu kali makan setiap dua hari.

Peringatan Lainnya

Kamal Ajour, Ketua Dewan Direksi Toko Roti Kamal Ajour di Gaza, memperingatkan pada hari Minggu lalu tentang kembalinya ancaman kelaparan di utara Gaza, setelah munculnya krisis dalam produksi roti akibat lima dari enam toko roti di daerah tersebut berhenti beroperasi.

Akibat perang dan pembatasan Israel yang melanggar hukum internasional, warga Palestina di Gaza mengalami kekurangan parah dalam pasokan makanan, air, dan obat-obatan, hingga menyebabkan kematian akibat kelaparan.

Dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, Israel telah melancarkan perang merusak terhadap Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan lebih dari 136 ribu warga Palestina dan melukai banyak orang, mayoritas adalah anak-anak dan wanita, serta lebih dari 10 ribu orang dinyatakan hilang, di tengah kehancuran besar dan kelaparan yang mematikan.

Dengan mengabaikan masyarakat internasional, Israel terus melanjutkan perang tersebut, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikannya, serta perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah genosida dan memperbaiki kondisi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here