Spirit of Aqsa, Palestina- Setelah tiga bulan lebih perang di Jalur Gaza, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan sebanyak 80% sistem terowongan Hamas di bawah Jalur Gaza masih tetap utuh. Itu menunjukkan kemenangan bagi Hamas dan kekalahan bagi tentara Israel.

Laporan tersebut mengutip para pejabat Israel dan AS, dan mencatat bahwa sulit untuk menilai berapa banyak labirin bawah tanah yang telah dihancurkan oleh pasukan Israel sejauh ini.

Sejak operasi Taufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, pasukan teroris Israel telah berupaya untuk menghancurkan terowongan-terowongan tersebut, sehingga mengungkap lebih banyak lagi aktivitas bawah tanah Hamas .

Beberapa terowongan telah dibom, sementara yang lain terendam banjir. Namun, kemajuannya lambat, karena jalur bawah tanah harus dipetakan dan diperiksa apakah ada jebakan dan tawanan sebelum pasukan Israel dapat menghancurkannya.

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan komandan Hamas lainnya diyakini bersembunyi di bawah tanah. Journal mengutip pejabat Israel yang mengatakan, pemimpin Hamas diyakini berada di pusat komando di sebuah terowongan di bawah Khan Younis, bersama dengan beberapa tawanan.

Awal bulan ini dilaporkan, para pejabat senior pertahanan Israel kini menilai bahwa jaringan terowongan Gaza milik Hamas memiliki panjang antara 350 dan 450 mil, jauh lebih panjang dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Strategi Hamas berkisar pada terowongan – ini adalah pusat gravitasi mereka. Mereka membutuhkan terowongan untuk menyamakan kedudukan di medan perang dengan IDF,” kata Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan dan perwira di Korps Marinir dan Badan Intelijen Pusat (CIA) mengatakan kepada WSJ.

“Terowongan tersebut adalah tempat yang direncanakan Hamas (sebelum 7 Oktober) untuk menunggu kemauan politik Israel ketika Israel menghadapi tekanan untuk melakukan gencatan senjata.”

Perkiraan yang dilaporkan oleh The New York Times jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan Pasukan Pertahanan Israel bulan lalu yang menyatakan bahwa terdapat sekitar 250 mil terowongan Hamas di bawah Jalur Gaza, dan angka yang mencengangkan mengingat luas total wilayah kantong tersebut hanya sekitar 140 mil persegi.

Melansir Al Jazeera, ketika perang di Gaza mendekati akhir bulan keempat, militer Israel telah berhasil merusak atau membuat sekitar 20-40 persen jaringan bawah tanah yang luas tidak dapat dioperasikan. Para pejabat AS dilaporkan mengatakan Israel memerlukan lebih banyak pasukan untuk membersihkan sisa terowongan, yang juga ditempati para pemimpin Hamas dan tawanannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here