Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara brutal ke Jalur Gaza pada Rabu dini hari, menghancurkan lebih banyak rumah dan menewaskan serta melukai puluhan warga sipil. Serangan itu berbarengan dengan perluasan agresi darat ke Kota Gaza, termasuk membombardir para pengungsi di wilayah Al-Mawasi—yang oleh Israel diklaim sebagai “zona aman” di selatan Gaza.
Dua warga Palestina gugur syahid dan beberapa lainnya terluka akibat serangan ke sebuah apartemen di Tower Al-Zafir 5 di Hayy Tel Al-Hawa, Gaza selatan.
Seorang ibu dan anaknya juga syahid setelah serangan lain menghantam apartemen di Gedung Habib di Kamp Pengungsi Al-Syati, Gaza barat.
Serangan udara itu disertai hujan artileri di sejumlah kawasan Kota Gaza, serta peledakan kendaraan lapis baja yang sengaja diledakkan di gedung-gedung permukiman di utara kota, bagian dari strategi penghancuran sistematis untuk memaksa warga mengungsi.
Serangan ke Kamp Nuseirat
Di Gaza tengah, jet tempur Israel menghantam sebuah menara apartemen di sisi timur Kamp Nuseirat.
Sumber medis di RS Al-Awda melaporkan tiga syuhada—seorang ayah, ibu, dan anak perempuannya—setelah rumah mereka di Nuseirat dibom.
Pembantaian di Gaza Selatan
Di Khan Younis, helikopter Israel menyerang pengungsi yang berlindung di area pertanian Al-Sahabah, Al-Mawasi, menewaskan dan melukai sejumlah warga.
Rangkaian Pembantaian
Serangan ini terjadi setelah pada Selasa (kemarin) rumah sakit di Gaza mencatat 106 syuhada akibat serangan Israel, 91 di antaranya di Kota Gaza.
Kepala Staf Israel, Eyal Zamir, secara terbuka mengumumkan “pendalaman operasi militer ke jantung Kota Gaza” dalam operasi Arbaat Gedion 2, yang bertujuan menguasai Gaza dengan menghancurkan blok-blok permukiman dan meratakan menara-menara tinggi.