Spirit of Aqsa, Palestina– Media Israel melaporkan, pengadilan di Tel Avivi akan mengadakan sidang kasus korupsi yang menjerat PM Benjamin Netanyahu pada Senin (4/12). Persidangan tersebut sempat tertunda karena terjadi peperangan.
Netanyahu didakwa sehubungan dengan kasus-kasus yang berkaitan dengan korupsi dan berupaya memberikan keuntungan regulasi kepada para petinggi media sebagai imbalan atas liputan positif tentang dirinya.
Netanyahu pernah terlibat sandal korupsi yang dikenal dengan kasus 1.000, 2.000, dan 4.000.
Dalam kasus 1000, Netanyahu didakwa menerima hadiah hampir USD 300.000 atau setara Rp4,7 miliar selama periode 2007-2016 dari produser Hollywood Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer.
Nentanyahu menekankan Kementerian Keuangan untuk menggandakan durasi pembebasan pajak bagi warga asing Israel seperti produsen, setelah mereka kembali ke Israel dari luar negeri.
Surat dakwaan juga menyebutkan Netanyahu melobi pemerintah Amerika Serikat untuk membantu Milchan memperbarui visa Amerikanya. Selain itu juga membantu kesepakatan merger yang melibatkan saluran TV yang sebagian dimiliki oleh Milchan.
Dalam Kasus 2000, Netanyahu diduga membahas pengaturan quid pro quo pada tahun 2014 dengan Arnon Mozes, penerbit Yediot Aharonot, salah satu surat kabar terkemuka Israel.Berdasarkan kesepakatan tersebut, Netanyahu akan menerima pemberitaan yang mendukung dari surat kabar tersebut.
Sebagai imbalannya, dia dituduh setuju untuk mempertimbangkan pemberlakuan undang-undang yang akan mengekang kekuatan Israel Hayom, surat kabar saingan milik Sheldon Adelson, pendukung Netanyahu.
Dalam Kasus 4000, jaksa mengklaim dari tahun 2012 hingga 2017, seorang pengusaha telekomunikasi bernama Shaul Elovitch dan istrinya memberikan bantuan kepada Netanyahu dan keluarganya.
Harapannya, Netanyahu tidak akan menghalangi kepentingan bisnis keluarga Elovitch.
Elovitch diduga telah berulang kali mengizinkan PM Israel Benjamin Netanyahu dan keluarganya untuk meliput situs beritanya, Walla. Keluarga Elovitch, yang diadili, menyangkal melakukan kesalahan.